“Infrastruktur kita tahun ini, kita arahkan ke LHR tinggi. Kemarin banyak konsentrasi ke bangunan dan LHR yang bukan wilayah kewenangan. Sekarang kita lebih banyak di wilayah (LHR) kewenangan, karena kita mengejar target RPJMD. Dan memang sangat dibutuhkan masyarakat,” paparnya.
Beberapa permintaan masyarakat tersebut di antaranya, ruas jalan Pekkae-Takkalala (Soppeng), ruas di Bontolempangan (Sinjai), ruas di Pattumbukang (Selayar), dan ruas Sidrap-Wajo.
“Permintaan paling banyak di wilayah Ajjatappareng, karena di sini paling banyak ruas provinsi yang tidak dikerjakan. Kerusakan jalan dalam setahun rata-rata satu kilometer,” jelasnnya.
Penekanannya pada finalisasi pengerjaan untuk ruas jalan LHR tinggi yang rusak berat dan yang belum tuntas dikerjakan tahun lalu.
Untuk ruas jalan LHR tinggi yang telah selesai pengerjaan, selanjutnya dilakukan penguatan pada bahu jalan, termasuk betonisasi untuk menahan beban kendaraan.
Demikian juga pengerjaan ruas jalam di Seko, Luwu Utara, berupa penguatan talud (dinding penahan tanah), pengerasan jalan dan penguatan tebing sebelum pengaspalan atau betonisasi, termasuk di daerah rawan longsor.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Darmawan Bintang menyebutkan, pertemuan perdana ini untuk persiapan program dan kegiatan 2023.
Selanjutnya, lanjut Darmawan, akan dilakukan pertemuan yang penekanannya pada infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Dalam rapat ini dipaparkan, capaian pertumbuhan ekonomi terealisasi dari -0,70 persen di tahun 2020 meningkat dan terealisasi 4,65 persen di 2021. Adapun target 2022 sebesar 4,62-5,98 persen dan tahun 2023 sebesar 5,04-6,52 persen.(ril)