Diluncurkan Wagub Bali, Buku “Padma Bhuawana” Kupas Pembangunan Bali dengan Masing-Masing Taksunya

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT – Denpasar.

Bertepatan pada Saniscara Wage, Wuku Prangbakat (12 Februari 2022), Wakil Gubernur (Wagub) Bali Prof. Dr. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati — Cok Ake meluncurkan buku “Padma Bhuawana”, bertempat di Gedung Ksirarnawa-Taman Budaya, Denpasar.

Dalam sambutan Wagub Cok Ace, diungkapkan bahwa buku Padma Bhuawana mengupas tentang pembangunan Bali dengan masing-masing taksunya.

Menurut Wagub Cok Ace bahwa kekuatan penggerak aktif yang inheren dalam prinsip-prinsip alam ditransformasikan ke dalam konsepsi ruang (space). Ruang – dan ‘waktu’ pada aspek yang lain – adalah penggerak utama seluruh sistem kehidupan.

Faktanya, tidak ada satu pun sistem yang berada di luar ruang dan waktu. Ruang menyediakan arena bagi tindakan, sedangkan waktu menggerakkan perubahannya.

Hindu mengekspresikan kekuatan ruang dan waktu ini dalam simbolis dewa- dewa. Salah satunya adalah Padmabhuwana, konsepsi ruang kosmis laksana bunga Padma (Tunjung, teratai atau, lotus), di mana pada setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan.

Konsepsi Padmabhuwana mengajarkan bahwa ruang itu satu (Eka), tetapi terbagi-bagi menjadi banyak (Aneka), dan setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan tertentu.

Padmabhuwana dengan pola delapan helai bunga Padma (Astadala) dan satu pusat di tengah yang dihubungkan dengan kekuasaan sembilan dewa (Dewata Nawasanga), inilah digambarkan secara utuh dalam kidung Aji Kembang di atas.

Sembilan ruang ini digambarkan mempunyai karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan spirit kedewataan yang menguasai, selayaknya fungsi-fungsi organ vital dalam tubuh manusia. Walaupun seluruh ruang mencerminkan satu kesatuan yang utuh dan padu, tetapi ia berbeda dalam bentuk, karakter, dan fungsi (nama-rupa).

Perbedaan bentuk, karakter, dan fungsi ruang ini menuntut penyesuaian dari seluruh aktivitas di dalam ruang tersebut, sehingga antara wadah dan isinya selaras.

Baca juga :  Lampaui Kewenangannya, Kadis Belum Tahu Soal Kepala SMAN 17 Masukkan Siswa di Luar Jalur PPDB

Dalam buku tersebut, juga tersirat bahwa Kebahagiaan akan terwujud apabila antara wadah dan isi, ruang dan tindakan, benar-benar harmonis. Ibarat memakai baju piyama saat melakukan rapat resmi, ini bukanlah semata-mata persoalan boleh dan tidak boleh, namun dapat dipastikan bahwa tidak banyak orang yang merasakan bahagia ketika mereka salah kostum seperti itu.

“Logika sederhana inilah yang sesungguhnya memantik keinginan titiang untuk menjabarkan konsepsi Padmabhuwana dalam konteks pembangunan Bali dalam buku ini.
Masalah mendasarnya adalah, sudahkah pembangunan Bali sesuai antara wadah dan isinya ?”, tutur Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Polisi Berhasil Ungkap Sejumlah Kasus Kriminal di Pinrang

PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Sejumlah kasus kriminal yang terjadi di wilayah Hukum Polres Pinrang berhasil diungkap polisi dalam kurun...

Izin Tambang Tikala Dipertanyakan : Tak Masuk Kawasan Pertambangan dalam Perda RTRW Toraja Utara

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Aktivitas tambang galian C  di Kecamatan Tikala menuai sorotan tajam dari kalangan akademisi. Pasalnya, wilayah tersebut...

Rindu Kota Makassar: KSP AM Putranto Berbagi Perasaan dengan Ketum PSMTI Wilianto

PEDOMAN RAKYAT - JAKARTA. Kepala Staf Presidenan (KSP) AM Putranto baru-baru ini mengungkapkan perasaan rindunya terhadap Kota Makassar...

Manasik Haji Makassar Resmi Ditutup, 1.106 Jemaah Siap Berangkat ke Tanah Suci

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Rangkaian manasik haji tingkat Kota Makassar resmi ditutup dalam sebuah acara khidmat yang digelar di...