Ngembak Geni Hari Raya Nyepi, Apakah Memulai dari Api atau Mencari Air ?

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Berbeda dengan sebagian umat lagi, dimana umat akan memanfaatkan pantai sebagai sasaran Ngembak Geni. Disini, artinya umat akan mencari air dan mandi di pantai dalam kontek melakukan pembersihan diri, atau yang di Bali dikenal dengan istilah Malukat.

Jadi mana yang benar, apakah memulai dengan api di saat ngembak geni, atau mencari air ? Saat ditanyakan kepada Jro Mangku Suardana, salah seorang Pemangku di Pura Dangkayangan Rambutsiwi, ia membenarkan semua kegiatan di atas.

Menurutnya, semua kegiatan yang dilakukan itu adalah berdasar keyakinan, dan tradisi untuk menyambut datangnya hari di tahun baru saka ini.

Jro Mangku Suar, pria yang ternyata adalah Purna Muda Intelijen TNI, yang kini menjabat sebagai Direktur Media CNN dan Pers Nasional, juga sebagai Sabha Walaka di PHDI Kabupaten Jembrana, serta yang dikenal sebagai satu-satunya penulis Buku Tatwa Liak Hakekat Lingga Aksara di Bali ini menjelaskan, dalam keyakinan agama Hindu, api, air dan udara adalah kesatuan utama dalam ajaran Tri Murti.

“Dengan air yang telah dijadikan Tirtha, para Sulinggih akan memulai membakar atau memeralina jenazah umat. Maka api bisa menjadi sama fungsi dengan air, demikian juga sebaliknya. Inilah konteks Yadnya bagi umat Hindu. Disini, perlu penjelasan khusus untuk memahaminya,” ungkap Jro Mangku Suar.

Apakah akan memulai kehidupan dari api, baru kemudian mencari air dan udara sebagai manfaat kehidupan, menurutnya ini semua benar, karena tiga unsur ini sesungguhnya adalah satu kesatuan. Semua tergantung dari diri, maka mulailah dari kepercayaan diri pribadi yang diyakini paling tepat, atau individu masing-masing.

“Om Anobadrah Kratevo Yantu Visvatah”, semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru. (***)

1
2
TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Saat Pramugari ‘Tumbang’ ke Pangkuan Penumpang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (12) Cosplayer Di Tengah Lautan Manusia CFD

Fadhil Azhim Prodi Akuntansi FEB/Magang ‘identitas’ Matahari mulai menyapa bumi dengan sinarnya. Ayam mulai bernyanyi. Beberapa anak mulai bermain dengan...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (11) Irwan dan Roda-Roda Kebahagiaan

Suci Aulia Tenri Ajeng Sastra Indonesia FIB/Magang ‘identitas’ Dari kejauhan, dentuman lagu anak-anak menggema di udara pagi Car Free Day...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (10) Gaung Keadilan di Area Bebas Kendaraan Bermotor

Salah seorang relawan saat melakukan parade di CFD Boulevard, Minggu (12/10). (Foto: IDENTITAS/Aqifah Naylah Alifya Safar). Aqifah Naylah Alifya Safar Prodi...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (9) Jejeran Kukusan Hasil Bumi Uapi Jl. Boulevard

Andi Nadya Tenrisulung Prodi Sastra Jepang FIB/Magang ‘identitas’ Kepulan asap dari dandang, ‘menari’ mengepul menggoda sepasang mata untuk mendekat. Dijajalinya...