Simon Mile dan Simon Sali saat ini masih berada di atas kapal dan berharap pihak KBRI bisa membantu nasib mereka mendapatkan haknya gaji 3 bulan dan biaya pulang ke tanah air. “Berhubung saya tidak paham soal ini, mungkin Pengurus PMTI yang lebih berkompeten soal ini bisa berkomunikasi dengan Simon Mile melalui WA 0813559462900 untuk memberikan solusi. Bagaimanapun juga kedua ABK tersebut adalah WNI asal Toraja yang sedang terkatung-katung di luar negeri dan membutuhkan bantuan,” ucap tokoh muda asal Denpina Toraja Utara.
Saat di konfirmasi Jumat Malam, pukul 22.00, lewat WA, Simon Mile membenarkan kejadian itu. “Tgl 5 Maret sampai sekarang masih sandar karena muatannya masih ada yang rusak sekitar 1000 ton lebih beras. Kemudian, Tgl 19 Januari kembali berlabuh di luar,” tuturnya.
Tak puas mengadu hanya lewat medsos, ia balik menelepon, sambil tetap melancarkan pesan WA. “Kami sudah tiga bulan tidak terima gaji pak, kasihan istri anak menunggu di kampung,” ungkapnya dibalik handphone.
Simon dan rekannya, minta agar dibantu dalam penyelesaian masalah mereka. “Bantu kami pak, minta gaji di bayarkan dan di pulangkan, kapal ini tidak kondusif lagi pak. Klau bisa kami 5 orang saja di pulangkan, tdk usah itu capten karena masih ada urusan dgn kapal karena dia kasih kandas kapal kemarin,” pinta Simon Mile dalam pesan WA-nya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat dihubungi lewat WA belum dapat menjawab. Sementara Pihak keluarga kedua pelaut Toraja ini, meminta, Kedutaan Besar RI di Manila, Filipina, agar proaktif dapat membantu mereka. “Mungkin lewat Kemenlu RI, dalam hal ini ibu Retno selaku Menlu, dapat menghubungi Kedubes RI di sana agar semuanya bisa maksimal membantu WNI seperti pelaut ini dengan mengerahkan staf atau konsulat mereka. Memang sih Duta besar Indonesia baru bertugas, Pak Agus Widjojo, mantan Gubernur Lemhanas,” ujar Tommy Tiranda, Koordinator Departemen Informatika PP PMTI yang terus memantau masalah pelaut asal Toraja ini. (man*)