Para penumpang berteriak histeris sejadi-jadinya, suara minta tolong terdengar bersahut-sahutan di antara para penumpang kapal, sementara seorang hamba Allah SWT hanya duduk tenang, sembari berzikir dan tidak terpengaruh dengan keadaan para penumpang lain.
Beberapa saat kemudian, angin mulai reda, gelombang dan ombak laut mulai tenang, beberapa penunpang kagum terhadap seorang hamba Allah SWT yang sangat tenang ketika angin berhembus kencang.
Salah seorang penumpang bertanya kepada hamba Allah SWT tersebut, “Wahai hamba Allah SWT, tidakkah anda menyadari, bahwa selama gelombang tinggi beberapa saat yang lalu, mengingatkan kepada kita semua, bahwasanya kematian jaraknya hanya selebar papan kapal ini dengan manusia?”
Hamba Allah SWT tersebut menjawab, “Oh, ya, memang. Aku menyadari kalau kejadian di laut selalu saja menakutkan ketika angin kencang datang, namun, Aku juga menyadari ketika kita berada di daratan, atau di manapun, jarak antara manusia dengan kematian sangatlah tipis.”
Subhaanallah … kematian senantiasa mengintai kita, hanya saja sudahkah kita mempersiapkan diri untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuaran yang kita lakukan?
Atau asumsi cerdas kita membisiki kita, berbuat apa saja yang engkau senangi, walaupun hal tersebut mungkin merugikan orang lain. Setelah itu, beristigfar lah kepada Allah SWT. Apakah Allah SWT bisa dibujuk?😁😁😁. Allah A’lam
Makassar, 24Maret 2022