Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Al Imam al- Ghazali pernah berkata, “Hal yang paling dekat dengan manusia dalam kehidupan di dunia ini adalah kematian.”
Ini merupakan nasihat bagi umat manusia agar senantiasa menyadari bahwasanya kematian bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dan tidak mengenal usia tua maupun muda.
Ungkapan yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali, hampir serupa dengan kisah yang pernah ditulis oleh seorang sufi kuno, Bayazid.
Dikisahkan, ada seseorang yang sangat dekat kepada Allah SWT sedang melakukan pelayaran menumpang sebuah kapal laut. Para penumpang yang ikut berlayar di atas kapal tersebut, banyak yang mengenal hamba yang dekat kepada Allah SWT banyak di antara mereka yang meminta nasihat kepada hamba Allah tersebut.
Nasihat yang diberikan sang hamba tersebut sangatlah sederhana, yakni agar mereka mengikuti apa yang menjadi rahasia bagi mereka yang sangat dekat kepada Allah SWT, dari waktu ke waktu.
Adapun rahasia para hamba yang dekat kepada Allah SWT yang disampaikan kepada mereka yang meminta nasihat yakni, “Cobalah untuk memahami kematian, hingga kalian mengerti apa sesungguhnya kematian itu.”
Ketika kapal memasuki laut dalam, tiba- tiba angin bertiup kencang dan menimbulkan ombak yang dahsyat. Para awak kapal panik dengan peristiwa tersebut, apalagi kapal yang mereka tumpangi diombang-ambingkan oleh ombak tinggi, hingga sebagian air laut tumpah di atas kapal.
Para penumpang berteriak histeris sejadi-jadinya, suara minta tolong terdengar bersahut-sahutan di antara para penumpang kapal, sementara seorang hamba Allah SWT hanya duduk tenang, sembari berzikir dan tidak terpengaruh dengan keadaan para penumpang lain.
Beberapa saat kemudian, angin mulai reda, gelombang dan ombak laut mulai tenang, beberapa penunpang kagum terhadap seorang hamba Allah SWT yang sangat tenang ketika angin berhembus kencang.
Salah seorang penumpang bertanya kepada hamba Allah SWT tersebut, “Wahai hamba Allah SWT, tidakkah anda menyadari, bahwa selama gelombang tinggi beberapa saat yang lalu, mengingatkan kepada kita semua, bahwasanya kematian jaraknya hanya selebar papan kapal ini dengan manusia?”
Hamba Allah SWT tersebut menjawab, “Oh, ya, memang. Aku menyadari kalau kejadian di laut selalu saja menakutkan ketika angin kencang datang, namun, Aku juga menyadari ketika kita berada di daratan, atau di manapun, jarak antara manusia dengan kematian sangatlah tipis.”
Subhaanallah ... kematian senantiasa mengintai kita, hanya saja sudahkah kita mempersiapkan diri untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuaran yang kita lakukan?
Atau asumsi cerdas kita membisiki kita, berbuat apa saja yang engkau senangi, walaupun hal tersebut mungkin merugikan orang lain. Setelah itu, beristigfar lah kepada Allah SWT. Apakah Allah SWT bisa dibujuk?😁😁😁. Allah A'lam
Makassar, 24Maret 2022