Berpuasa Ramadhan di Negeri Kincir Angin (Nederland)

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Hamus Rippin (Kontributor di Nederland)

MENJALANKAN ibadah puasa di perantauan merupakan pengalaman yang diwarnai berbagai hal yang khas dan menarik. Berdasarkan pengalaman sendiri sudah 44 tahun berdomisili di Negeri Belanda, saya ceritakan pengalaman ini, bagaimana menentukan waktu imsak dan iftar atau berbuka di negeri kincir angin, sekitar empat puluh tahun silam.

[caption id="attachment_8397" align="alignnone" width="1565"] Penampilan Mesjid An Nur, di Noordstraat, Waalwijk Nederland. (Foto : Dok.Hamus Rippin)[/caption]

Puasa Ramadhan tahun 2022, 1443 H jatuh pada musim semi, orang belanda sebut Lente. Dimana hari pertama puasa mulai hari Sabtu 2 April, masa imzak sekitar pukul 5,15 dini hari dan iftar; berbuka puasa pukul 20,15. Waktu bergeser setiap hari sekitar 1 menit lebih panjang waktunya.

[caption id="attachment_8398" align="alignnone" width="662"] Suasana makan bersama masyarakat Islam di Belanda sebelum masuk bulan Ramadhan. (Foto : Dok.Hamus Rippin)[/caption]

Di negeri empat musim seperti di Belanda, panjangnya waktu siang dan malam mengalami perubahan yang mengikuti pergantian musim. Di musim panas, waktu siang lebih panjang dan malam singkat. Sebaliknya di musim dingin, waktu siang justru menjadi lebih pendek dan matahari terbenam lebih awal. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi waktu berpuasa. Karena itulah, berpuasa di musim panas, musim gugur, musim semi dan musim dingin, sangat berbeda waktu imsak dan waktu iftar atau berbukanya.

Saat ini, informasi mengenai waktu imsak dan berbuka puasa dapat dengan mudah diketahui melalui situs web organisasi Islam. Tapi dahulu, banyak perantau yang akhirnya menerapkan cara yang berbeda-beda menetapkan lamanya waktu berpuasa.

Berpuasa di musim panas waktunya sangat panjang, dibanding berpuasa di Indonesia. Pada puncak musim panas, sekitar pertengahan bulan Juni, fajar mulai menyingsing jam 3 subuh, sebagai penanda waktu imsak dan matahari terbenam sekitar pukul 10 malam.

Sekitar dua puluh lima tahun terakhir, tayangan televisi saat selesai warta berita sore dan malam hari, memberikan informasi jam berapa matahari terbit dan terbenam di hari berikutnya. Jadi berdasarkan informasi inilah umat Islam memperkirakan waktu imsak, sebelum ada penetapan dari berbagai organisasi Islam.

Baca juga :  Berpasir Putih, Pantai Lasonrai Barru Mulai Dilirik

Tapi lebih jauh ke belakang, misalnya sekitar 35 tahun lalu, informasi seperti ini hanya bisa diperoleh melalui surat kabar yang mencantumkan jadwal zon op (matahari terbit) dan zon onder (matahari terbenam).

Tentu saja cara seperti ini kadang membawa kebingungan dan keraguan, bila melihat kenyataan, utamanya pada waktu berbuka puasa di sore hari. Karena meski waktu matahari terbenam yang tercantum di koran sudah lewat 15 menit, tapi di luar langit masih terlihat terang.

Di musim panas langit memang lambat menjadi gelap, karena matahari turun tidak langsung tenggelam di barat sebagaimana yang tampak di tanah air. Matahari di Nederland mengitari bumi condong ke selatan, kemudian mengedar ke barat. Terlebih lagi karena di Negeri Kincir Angin tidak ada gunung yang melindungi matahari untuk mempercepat gelap. Nah, karena koran-koran hanya menentukan matahari terbit dan tenggelam, umat Islam sendiri yang memperkirakan waktu fajar dan imsak, dengan menambah waktu tidak kurang dari satu jam dari yang ada di koran.

Saya teringat ketika saat pertama berpuasa di Belanda pada tahun 1979 yang bertepatan dengan musim panas. Saat itu waktu imsak jam, sekitar pukul 3 lewat, dan berbuka puasa sekitar jam 10 malam. Waktu terbenamnya matahari yang ditetapkan koran ternyata tetap menimbulkan keraguan, karena saat itu langit masih terang. Matahari sudah tidak terlihat, tetapi sinar matahari masih terang. Hingga untuk berbuka puasa tetap ragu-ragu.

Ada juga cerita unik pada tahun 1984. Waktu itu di Leiden, beberapa orang baru datang dari Indonesia dan dari Malaysia. Satu orang dosen Islamologi dari IAIN Sunan Kalijaga, satu orang dari dosen UGM Yokyakarta dan dua orang dari Malaysia, suami-isteri. Kami bertemu di Perpustakaan KITLV (Koninklijke Instituut Taal land en Volkenskundig) Leiden. Suatu sore saya diajak Arenawati, sastrawan negara Malaysia asal Sulsel, menginap dan berbuka bersama beberapa orang lainnya. Ketika sore hari kami berbuka puasa di tempat tinggal Arenawati.

Baca juga :  Mengunjungi Kebun Raya Keukenhof di Nederland

Menurut dosen Islamologi, ia berbuka puasa mengikuti waktu Indonesia, karena ia orang Indonesia dan datang hanya sementara di Belanda, untuk satu kali puasa saja. Jadi ia tidak perlu ikut waktu di Belanda. Tiga orang lainnya, berbuka puasa pada jam 8 malam. Karena menurut mereka mengikuti waktu berbuka negara Islam terdekat, Turki. Tetapi saya sendiri menunggu jam batal sampai hampir jam 10 malam, karena saya sudah beberapa tahun berpuasa, mengikuti waktu buka puasa di Belanda.

Lain lagi cerita orang-orang tua dari Ambon, mantan KNIL yang diangkut ke Belanda, dengan Kapal Astoria oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1951. Salah seorang perantau asal Maluku bernostalgia dan bertutur, "Waktu kami orang sudah berada di Noordzee (laut utara), menjelang memasuki Pelabuhan Rotterdam sudah waktu sore, kebetulan Ramadhan berlangsung di musim panas. Beberapa orang puasa di kapal.
Waktu su menunjukan jam 8 malam, ya malam, normalnya di Indonesia sudah habis sembahyang tarawih, tetapi melihat kalangit, a hee... matahari masih jalan, mana lagi mataharinya tidak jalan diatas kapala, tetapi sedikit teleng..... miring ka salatan, ya. Ka salatan. Tetapi waktu kami orang baru tiba mana tahu di mana barat, di mana timur. Beta tunggu, jam sambilan juga belum galap, beta pikir cukimmai Belanda ini. Dia bikin beta lapar, kita orang jadi lapar. Mau makan salah salah. Mau teruskan puasa bisa mati kalaparan. Jam sepuluh malam matahari ada cahaya di pinggir langit. Tarpaksa makan saja.”

Nah, berpuasa di musim dingin tentu lain lagi halnya. Pada musim dingin, berpuasa lebih ringan karena waktunya pendek. Puncak atau waktu terpendeknya jatuh pada bulan Desember. Selain itu, cuaca dingin dan udara pun lembab, hingga orang tidak merasa dahaga. Berpuasa pada puncak musim dingin di Bulan Desember ditandai dengan fajar atau imsak jam 6.42 pagi dan berbuka puasa jam 4.40 sore. Ini disebabkan karena di musim dingin matahari lambat terbit dan cepat terbenam.

Baca juga :  Jelang Bulan Ramadhan, Sejumlah Tempat Wisata Dipadati Pengunjung

Pada waktu puasa musim dingin, beberapa keluarga saya datang dari Indonesia. Mereka merasa lebih enak berpuasa di Belanda di banding di tanah air, karena pendek waktunya. Belum jam 5 sore sudah berbuka puasa. "Ah, enak puasa di Belanda, Om. Waktunya pendek, tidak rasa haus lagi," kata mereka sewaktu buka puasa. "Biar dua bulan berturut-turut saya bisa puasa di Belanda. Hanya saja karena dingin, dikit rasa cepat laper, tetapi tidak haus.," timpal yang lain.

Tahun ini yang bertepatan tahun Hijriyah 1443, bulan puasa di Belanda jatuh pada waktu musim semi atau musim bunga, bulan April 2022. Dengan demikian waktunya masih panjang dibanding bulan musim dingin tahun-tahun sebelumnya. Kendatipun waktunya bergeser maju setiap harinya, sekitar 1 menit lebih lambat berbuka puasa dan lebih cepat makan sahur. Menurut perhitungan waktu dari jadwal www.islamicfinder.org, hari pertama Ramadhan Sabtu 2 April 2022, fajar atau imsak jam 5.15 dan iftar, Magrib jam 20,15, untuk waktu Belanda Selatan.

Bagi saya yang sudah puluhan tahun mengalami dan menunaikan ibadah puasa di Belanda, tahun ini merupakan pengulangan waktu berbuka puasa panjang. Karena persis sepekan waktu maju, masuk waktu musim panas.Tapi tentu sekarang ini saya sudah tidak perlu lagi repot dan ragu soal waktu berbuka dan waktu imsak, karena informasi yang akurat sudah banyak tersedia. Yang perlu dipersiapkan hanyalah mental dan fisik serta niat tulus menjalankan ibadah. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Peringatan HUT RI KE 80 di Rammang-Rammang: Menikmati Keindahan Alam dan Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS.- Rammang-Rammang adalah sebuah kawasan hutan mangrove yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kawasan ini dikenal...

Dari Dermaga 1, ke Rammang – Rammang: Menikmati Keindahan Alam Hutan Mangrove

PEDOMANRAKYAT, MAROS - Katanya, perjalanan dari Dermaga 1 dengan perahu menuju Rammang - Rammang adalah sebuah pengalaman yang...

Aliyah Mustika Ilham Hadiri Selangor Tourism Industry Awards 2025, Perkuat Kerja Sama Pariwisata

PEDOMAN RAKYAT, SELANGOR - Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, baru-baru ini menghadiri ajang bergengsi Selangor Tourism...

Gerak Jalan Santai di Pulau Samalona, Menikmati Keindahan Alam dan Kesehatan

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Wisata Makassar tak hanya sebatas Pantai Losari. Masih banyak tempat lainnya yang menyimpan segudang potensi...