spot_img

Budaya : Badik Iman Di Hati Aspar Paturusi (1)

Bagikan:

Tanggal:

Oleh : Mahrus Andis, Budayawan tinggal di Bulukumba

Jika menyebut kata badik, bayangan kita tertuju ke satu peristiwa adat yang bernama siriq na pacce. Bagi orang Makassar, badik adalah simbol harga diri.

Seseorang yang merasa nipakasiriq (dipermalukan atau direndahkan martabat kemanusiaannya) maka solusi paling puncak ialah “nyawa”. Tapi itu dahulu, terutama di zaman kerajaan.

Di abad ini, badik (baca: senjata tajam sejenis keris, kelewang atau kawali dalam bahasa Bugis) sudah mengalami pergeseran nilai. Fungsi utamanya untuk membunuh telah dicabut oleh hak azasi kemanusiaan. Badik, tersublimasi menjadi lambang buraqnena buraqnea (lelaki sejati yang bernas dalam pengalaman hidup). Hal ini pun dinyatakan oleh leluhur orang Bugis dalam suatu ungkapan:

“Kalloloni La Baso. Tappiqni gajang. Limbanni salo”.

Ungkapan ini dimaksudkan untuk meyakinkan orang banyak bahwa Kalloloni La Baso (Si Baso sudah matang untuk menjadi suami). Tappiqni gajang (menyelipkan badik di pinggang), artinya, ia sudah siaga membela kehormatan rumah tangganya. Dan Limbanni salo (berani menyeberangi sungai), maksudnya, ia sudah memiliki pengalaman hidup yang luas.

Profil La Baso, dalam konteks nilai badik, adalah indeksikalitas kedewasaan sosok seorang lelaki yang bertanggung jawab. Karena itu, sesuai karakter budaya masyarakat Bugis dan Makassar, maka La Baso (kallolo) dinilai sepadan dengan gadis (anaqdara) yang akan menjadi pasangan hidupnya.

Aspar Paturusi, penyair, teaterawan, dan penulis novel asal Makassar telah menguatkan perubahan nilai pada fungsi badik tersebut. Dalam sebuah puisinya yang berjudul Badik (baca: ini juga yang menjadi judul buku antologinya, Penerbit Garis Warna Indonesia, Jakarta: 2011). Aspar menulis sebagai berikut:

Baca juga :  Sebagai Cooling System Jelang Pemilu 2024, Bhabinkamtibmas Pattunuang Sampaikan Imbauan Kamtibmas Kepada Warga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Ketua DMI Takalar, H. Umar Nurhidayat : Semoga Takalar Juara Umum MTQ XXXIIl

PEDOMANRAKYAT, TAKALAR - Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXXIII yang di gelar di kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, 2...

MTQ Ke-XXXIII di Takalar Resmi Dibuka

PEDOMANRAKYAT, TAKALAR - Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Sulsel ke XXXIII di Kabupaten Takalar, resmi dibuka di alun-alun kabupaten...

Hardiknas 2024, Transformasi Pendidikan Enrekang Meniti Generasi Kurikulum Merdeka Belajar

PEDOMAN RAKYAT, ENREKANG, – Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sertiap tahun 2024 di halaman...

Catatan Mudik Lebaran 2024 (1) : “Diskriminasi” Kecil di KM Tilongkabila

Pengantar: Wartawan “Pedomanrakyat.co.id” M.Dahlan Abubakar, pada Lebaran 2024 melakukan perjalanan mudik terlama, 14 hari, ke kampung halaman. Dalam lawatan...