Ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadan, mengajak dan mendidik orang mukmin menjadi pribadi yang sukses. Sukses dari sisi moral dan spiritual, yang berdimensi moral juga eskatologis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eskatologis berarti hal- hal yang berhubungan dengan kematian dan hari kebangkitan.
Ibadah puasa, tidak hanya mendidik seorang mukmin untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di akhirat saja, tetapi juga mengajak mereka untuk memiliki kepedulian sosial terhadap masyarakat sekitar.
Puasa memiliki pesan dan kekuatan emansipatoris bagi orang-orang lemah, miskin, atau dimiskinkan secara struktural oleh mereka yang memanfaatkan budaya “mumpungisme” dan makin memperkaya mereka yang memiliki modal.
Kalau hadis Rasulullah SAW di atas tidak diindahkan, apalagi tidak dilaksanakan, maka sepatutnya kita bertanya pada diri kita masing-masing, dimana puasa kita? Allah A’lam
Makassar, 05 April 2022