kebijakan tak melulu diarahkan untuk kesejahteraan/
pemerintah kota sibuk berebut pencitraan … “
Sebuah kebijakan, apabila berangkat dari idealisme pencitraan, tentu gaungnya berdampak politis. Dan akibat yang muncul adalah frame like and dislike: paradigma suka dan tidak suka seorang atasan terhadap bawahannya.
Pada puisi ini, penyair seakan melihat sisi lain dari kebijakan smart city tersebut. Dia memotret sudut pandang loyalitas bawahan yang tereksploitasi kinerjanya menjadi sikap ketidakpatuhan terhadap perintah atasan.
Karena itu, terjadilah opini kritis di ruang publik dan direkam penyair di dalam sebuah puisi kritik. (bersambung)