Pasalnya, jika kita minta maaf, belum tentu dimaafkan orang yang dimintai maaf. Namun jika memaafkan, maka orang tanpa meminta pun, kita sudah memberi maaf. Walaupun kadang sulit untuk memaafkan orang lain,
”Jika dia pernah berbuat salah kepada kita. Disinilah tantangannya, sehingga memaafkan orang lain itu juga akan mendapatkan pahala yang tinggi di sisi Allah Swt,” jelasnya.
Hal ini sangat penting, kata Dr.Kamri Ahmad, SH,MH, karena dengan memaafkan terjalin hubungan baik dengan sesama manusia, sebutnya.
Host M.Ishaq Samad membenarkan pandangan tersebut, sebab dengan memaafkan orang lain menjadikan hati kita tenang, tidak ada beban, dan mudah bergaul dengan siapa saja.
”Jika tidak memaafkan atau tidak saling memaafkan, maka selalu ada beban berat yang dipikul, bahkan akan menjadi perkara nanti di akhirat kelak,” tambahnya.
Rasulullah Saw menjelaskan, orang yang bangkrut di akhirat, adalah orang yang banyak pahala puasanya, shalatnya, sedekahnya, dll, tetapi semua pahalanya tersebut habis dibayarkan kepada orang yang pernah dia sakiti hatinya.
”Jika pahala ibadahnya sudah habis, dan masih ada orang yang sakit hati belum terbayarkan, maka dosanya orang itu ditimpakan kepadanya. Itulah orang yang betul-betul bangkrut di akhirat, karena tidak ada lagi kesempatan kembali ke dunia melakukan amal ibadah,” tambahnya.
Host Nurjannah Abna mengingatkan peserta, agar dapat hadir kembali mengikuti Pesantren Ramadhan Virtual UMI tiap Sabtu dan Ahad, pukul 16.30-17.00 Wita dengan topik dan narasumber yang berbeda. (*).