PEDOMANRAKYAT.BANDUNG--Di bulan suci ramadhan, pondok Tahfidz Quran yatim dan dhuafa lazimnya menunggu para dermawan datang untuk membawa sekedar nasi atau takjil untuk mereka makan. Tapi, tidak dengan Pondok Yatim Tahfidzul Qur'an Daarussa'adah satu ini.
Pondok yang dibawah naungan Yayasan Daarul Yataama Wal Huffaadz ini, sejak awal didirikan (Oktober 2021), menganut prinsip tidak hanya bisa menerima tapi juga memberi.
Tak tanggung-tanggung, pondok yang berlokasi di jalan Andi Djemma Makassar ini, tidak hanya berbagi kepada sesama yatim dan dhuafa di lokasi sekitar, tetapi juga ke daerah-daerah lain di Nusantara ini. Termasuk, di Bandung yang notabene terletak di pulau Jawa.
"Sejak awal berdirinya, ide utama yang ingin kami tanamkan adalah anak yatim dhuafa di pondok kami akan dididik tidak
sekedar hanya bisa menerima bantuan saja alias tangan di bawah. Tapi anak anak harus bisa menerapkan prinsip 'tangan di atas'," ungkap Lilyana Djafrie, salah satu pendiri Yayasan ini.
Tak heran, program-program yang diluncurkan Pondok Tahfidz ini pun selain pendidikan umum dan agama juga program program berbasis keterampilan tiga bahasa (Arab, Inggris dan Jepang) serta keterampilan mengolah kue, dan keterampilan lainnya.
Selain itu Yayasan sebagai payung hukum dari Pondok Tahfidz ini telah memiliki usaha keagenan air galon Al-Ma, dan distribusi telor ayam. Kedepannya, Yayasan memiliki visi untuk terlibat dikegiatan usaha koperasi, peternakan, lahan kebun hingga klinik kesehatan.
Visi pondok ini adalah menghasilkan generasi yang tidak sekedar terdidik tetapi juga memiliki keunggulan danketrampilan yang kelak bahkan bisa bersaing dengan sumber daya manusia di luar negeri. Mustahil ? Tentu saja tidak, melihat program yang sedang berjalan dan kekompakan pengurus yang memiliki visi yang jauh ke depan.
Kelebihan lain pondok ini dibanding pondok tahfidz lain, selain memiliki status hukum kepemilikan lahan wakaf secara sah, yang belum tentu dimiliki Pondok Yatim lainnya.
Pondok Daarussa'adah telah ditopang dengan kegiatan sosial keagamaan yang telah eksis selama 5 tahun dalam menghimpun dana sosial dan kemanusiaan.
"Lewat Komunitas Juba Nasional yang telah memiliki
10 cabang disejumlah Provinsi seperti di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Ambon. Melalui kegiatan Jumat Berbagi," kata Yusrin Yunus, Koordinator JuBa Nasional sekaligus pendiri Yayasan tersebut. Demikian Yusrianti Ponto, Kontributor pedomanrakyat.co.id, melaporkan dari Bandung, Jawa Barat. (*).
Luar biasa, salut dengan pengurusnya