“Kita punya kerja sama dengan ITB, biodigister. Setelah biodigister masuk ke sini. Saya tanya ke mereka bisa nda masuk ke sini, ternyata bisa. Sehingga harus kita bikin skema, seperti arahan KPK kemarin, kita olah semuasampah kita,” jelas Danny.
Menurutnya, teknologi Maggot ini sangat menarik, karena dapat menjadi sebuah industri kosmetik dan Makassa rmenjadi salah satu percontohan di Indonesia.
“Artinya ini sebuah hal yang baru dan green, jadi pro lingkungan. Saya perintahkan DLH itu untuk merespon ini.
Alat sudah di pasang. Jumat saya pergi lihat. Dia memang kasih karena dianggap kita serius, jadi contoh di sini diMakassar, jadi promosi,” ungkapnya.
Wali Kota kemudian mencontohkan sampah makanan di Makassar ada sebesar 53%, kalau bicara 1000 ton perhari, berarti ada 530 ton sampah makanan per hari.
“Sekarang, skala mesin itu hanya 3 ton per hari. Bayangkan berapa besar kita harus kelola sampah makanan. Kan orang Makassar itu suka makan. Dan handling makanan ini berbeda, jadi kita siapkan ember di rumah, terus kita kasihkan mobil tangki, dikasih masuk, diblender, diambil gasnya, sisa dari gasnya itu dipakai untuk maggot,” terangnya.(ucu)