Angan-Angan

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Satu pepatah Arab yang cukup menarik perhatian dan senantiasa menjadi pelajaran bagi saya pribadi adalah, “Tarju al- Najaata wa lam tasluk masaalikaha, inna al- safinata la tajri, ala al- yabas.”

Maksud nasihat ini adalah, “Banyak orang yang ingin menggapai sukses, namun mereka tidak mengikuti ketentuan yang berlaku. Ketahuilah, sesungguhnya kapal layar tidak ada yang berlayar di atas daratan.”

Banyak orang yang ingin mendapat pahala dari Allah SWT, sebagaimana di Bulan Suci Ramadan seperti saat ini, namun enggan melakukan amalan yang bisa membuat mereka dekat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Mereka berharap pada kemurahan rahmat dari Allah SWT, namun hal tersebut bukanlah rahmat, melainkan hanya angan-angan semata.

Menurut Ibn Athaillah, “Pengharapan yang sesungguhnya adalah yang disertai dengan aktualisasi diri, jika tidak diaktualisasikan maka hal tersebut sama saja bohong.”

Bulan suci Ramadan merupakan bulan pengampunan, bulan yang setiap amal saleh dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Jika kita ingin meraih pengampunan dan pahala yang berlipat dari Allah SWT, maka kita dianjurkan banyak-banyak beristigfar, banyak melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT, serta berupaya sekuat tenaga menjauhi larangan Allah SWT.

Hal ini juga makna lain dari kata Takwa. Jika kita tidak banyak beristigfar, tidak banyak berbuat amal saleh, maka hal tersebut disebut sebagai angan-angan belaka.

Dalam menggambarkan orang-orang seperti itu, al-Ghazali menyebutnya sebagai "Ghayatu al Gurur", mereka yang berada di puncak angan-angan.

Bahkan Yahya ibn Muadz, melukiskan ketertipuan tersebut dengan sindiran yang cukup indah, “Sebesar-besar tipuan dalam penglihatanku adalah mengharapkan ampunan dari Allah SWT, tanpa penyesalan dan tetap larut dalam perbuatan maksiat; berharap ingin dekat kepada Allah SWT, tanpa ketaatan; menunggu hasil panen surga dengan menabur benih-benih neraka; mengharapkan pahala dari Allah SWT, namun masih melakukan perbuatan maksiat, mendambakan kebahagiaan negeri akhirat, tapi senantiasa berbuat durhaka kepada Allah SWT.”

Baca juga :  Buka Latsar CPNS, Bupati ASA Harap Perkuat Integritas dan Etos Kerja

Jalaluddin Rumi mengatakan,”Harapan laksana sayap-sayap yang bisa membawa engkau terbang menuju singgasana Arasy Allah SWT. Semakin kuat sayap yang engkau miliki, semakin jauh engkau terbang. Namun, bagaimana engkau dikatakan mempunyai sayap tersebut, jika engkau tidak dapat terbang.”

Hari ini, kita berada di hari ke-14 dari Bulan Suci Ramadhan. Atau sepuluh hari kedua dari bulan suci ini. Sepuluh hari kedua disebut juga hari-hari pengampunan. Semoga kita diberi kekuatan untuk senantiasa beristigfar kepada Allah SWT. Allah A'lam. ***

Makassar, 16 April 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pejabat Sinjai Tampil ala Chef di Lomba Masak Nasi Goreng

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ke-26, digelar lomba masak...

Longsor Tutup Akses Jalan Utama Menuju 4 Desa di Kecamatan Tabulahan, Ekonomi Warga Terancam Lumpuh

PEDOMANRAKYAT, MAMASA - Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa,Sulbar pada sabtu (29/11/2025) malam memicu longsor di...

HUT Reserse Polri Ke-78, Sat Reskrim Polres Maros Gelar Bakti Sosial untuk Korban Puting Beliung

PEDOMANRAKYAT, MAROS – Kasat Reskrim Polres Maros, IPTU Ridwan, S.H., M.H., memimpin langsung kegiatan bakti sosial dalam rangka...

Kejuaraan Soft Tennis Nasional 2025 Resmi Dibuka, Makassar Unjuk Diri sebagai Pusat Pembinaan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Ketua Umum Pengurus Pusat PESTI Indonesia, Brigjen Pol M. Awal Chairuddin, S.I.K., MH, menegaskan, Kejuaraan...