PEDOMANRAKYAT.MANADO---Seorang jamaah pendatang baru di Masjid Sabilul Muhtadin Paal Dua, Manado menghubungi pengurus untuk data kelompok marjinal di sekitar lingkungan masjid.
[caption id="attachment_11175" align="alignnone" width="300"] Suasana shalat tarawih di Masjid Raya.Manado. (foto:. pedomanrakyat.co.id)[/caption]
Di akhir- akhir Ramadhan seperti sekarang terutama 10 hari terakhir, dia akan menyisihkan sedikit miliknya untuk mengurangi beban warga yang mengalami kesulitan. Dia mencari Lansia yang tidak menerima pensiun atau anak yatim yang ditinggalkan orang tuanya.
Ternyata syarat itu hanya ada tiga orang. Pertama adalah imam masjid yang pekerjaan sehari- harinya ngojek atau menjadi tukang kayu. Kedua seorang kakek yang dulu termasuk kaya, sebelum api menghabiskan rumah dan seluruh isinya.
Sekarang dia hanya jualan nasi kuning, tapi lebih banyak jadi konsumsi ayam dan kucing karena kurang laku.
Ketiga seorang janda yang selama ramadhan ini mengatur makanan kecil sumbangan warga.untuk berbuka puasa.
Padahal dia ingin 10 orang penerima manfaat darinya. Dia ingin sejak 21 Ramadhan berturut- turut sampai hari terakhir dia bisa berbagi dengan sesama. Dia percaya 10 hari terakhir itu, merupakan hari- hari suci yang penuh berkah.
Bukankah Nabi mengingatkan agar mencari Malam Lailatur Qader di malam- malam itu. Dia juga ingin menikmati pahala 1000 bulan, supaya di akhirat nanti dia jadi milyuner. Kok bisa ? Orang percaya harus yakin. Janji Allah itu pasti.
Setelah berunding dengan keluarga, diputuskan melaksanakan perintah berbagi itu kepada sesama yang tidak terbatas kepada sesama muslim. Dia percaya Islam adalah agama Rakhmatan Lilalamin. Agama suci ini harus bermanfaat kepada seluruh alam dan seluruh manusia. Tidak peduli keyakinannya berbeda. Bagaimana menetapkan penerima yang pantas ?
Menjelang Ramadhan yang lalu ada dua orang tetangga yang secara sukarela membersihkan halaman masjid.
Menyapu dan mencabut rumput. Lalu setiap tiga hari ada pengumpul sampah yang datang ke rumah secara teratur.
Ketiganya berkeyakinan lain, bukan muslim. Itulah hebatnya Islam. Melindungi sesama dan mengayomi. Ada juga ibu muda penjual takjil yang pantas ditolong. Dia muslimah, berkerudung mengaku tinggal di Tuminting yang jaraknya 8 km dari tempatnya menjual. Kuenya dibeli, biar pedagangnya tidak membawa pulang ke rumah. (H Yasmin Tendan).