Ketua DPD LPM Provinsi Sulawesi Selatan ini menegaskan, dengan budaya membaca yang tinggi, otomatis bisa mendongkrak indeks literasi membaca di Sulsel.
“Kalau indeks literasi membaca tumbuh baik, otomatis meningkatkan kualitas pendidikan kita di Sulsel,” jelasnya.
Menurut Bachtiar, Kabupaten Barru dikenal memiliki literasi kebudayaan yang tinggi. Di Barru dikenal salah seorang seniman, budayawan, penulis, penyunting terkemuka Colliq Pujie, putri dari La Rumpang.
Raja Kerajaan Tanete yeng menyerahkan urusan kerajaan kepada putrinya akibat intimidasi Belanda. Kegiatan Kerajaan Tanete nyaris berada di tangan Colliq Pujie.
BAK menjelaskan, Colliq Pujie adalah penulis, pengarang dan penyunting terkemuka naskah lontara Bugis kuno yang sangat legendaris.
Karena Itu, literasi budaya di Kabupaten Barru sejak masa lalu dikenal sangat tinggi dengan hadirnya Retna Kencana Colliq Pujie Arung Pancana Toa Matinroe Tucae.
“Dengan silaturahmi bersama yang digelar ananda Ismail Bachtiar bersama tokoh-tokoh masyarakat Barru sekaligus kembali memperkuat pentingnya literasi sebagai garda terdepan mengembalikan kejayaan literasi budaya Sulsel yang dikenal sejak dulu melegenda,” kunci BAK, suami dari Ani Kaimuddin Machmud, cucu Puang Belo dari Lanrae, Desa Nepo, Kecamatan Mallutesasi, Kabupaten Barru. (*)