Suatu Sore yang Mengharukan di Kampus, Catatan Kecil Buat Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Aku juga berpikir jauh, betapa engkau selalu bermunajat kepada Allah swt pada saat setiap menghadapi momen-momen penting. Di dalam batinku mengalir, Insha Allah, Yang Maha Kuasa akan mengijabah doa hamba-Nya yang tiada henti dari waktu ke waktu.

Aku sempat diam-diam memotretmu selagi mengenakan mukena itu dan engkau mengutak-atik gawai. Maaf, begitulah dasar wartawan selalu mencuri momen tanpa sepengetahuan objeknya. Aku menghajatkannya menjadi ilustrasi sebuah tulisan yang kubuat kelak. Dan inilah saatnya itu.

Buku kecil itu kemudian aku edit tanpa menulis nama editornya. Aku sengaja membuat anonim penyuntingnya karena pada saat itu situasi “politik” di kampus agak “suam” menjelang pemilihan rektor. Aku — meskipun tidak punya hak suara – tidak ingin dianggap mendukung siapa-siapa dalam suksesi nanti, meskipun batin ini tidak bisa menyangkal pasti ada pilihan. Akibatnya, ketika aku “menyelinap” ke ruanganmu selalu diusahakan tidak dilihat oleh pihak lain yang kelak menjadi kompetitormu dalam pemilihan rektor kelak.

Pada tanggal 26 Januari 2014, sekitar pukul 12.54 Wita, aku mencatat betul, merupakan hari bersejarah bagimu setelah terpilih sebagai Rektor Unhas menggantikan Idrus A. Paturusi. Engkau mengimbangi jumlah suara dua pesaingmu. Kemenangan ini membuktikan ramalanku ketika menerimaku selagi mengenakan mukena di ruang kerjamu suatu sore. Allah Maha Pengasih dan Maha Memberi terhadap hamba-Nya sebagaimana selalu diungkapkan dalam firman-Nya, “Berdoalah dan aku akan mengabulkannya”.

Tidak berapa lama, engkau yang mengenakan baju putih dengan rok atau celana warna merah menerima uluran tangan dua pesaingmu disertai rektor yang akan engkau gantikan posisinya. Inilah demokrasi kampus yang santun dan beretika. Selesai berkompetisi datang memberi apresiasi.

Pada kesempatan inilah, aku bertemu kembali dengan Bapak Masri Pulubuhu, ayahmu. Ketika awal bertemu dengan beliau setelah puluhan tahun tak jumpa, aku katakan kepada ayahmu bahwa aku pernah malam-malam ke rumah di bilangan Cipinang Jakarta ketika meliput PON. Kala itu aku bersama bersama Pak Abdul Kadir Buloto.

Baca juga :  Perkuat Solidaritas dan Gerakan, Perempuan Pulau Kodingareng Adakan Kongres Pertama

Bapak ingat betul itu. Apalagi, aku katakan sering menghadiri rapat di Jl. Ratulangi, rumah jabatan Kakanwil Bank Rakyat Indonesia (BRI) saat Bapak menjabat. Setelah diingatkan dengan peristiwa-perisiwa itu, Bapak kemudian tertawa sambil mengiyakannya. Yang jadi pertanyaan waktu itu, aku tidak pernah melihatmu. Mungkin lagi kuliah di Surabaya.

Ketika engkau maju sebagai calon rektor, mungkin ada yang berpandangan sedikit primordialistik. Pasalnya, Kota Makassar baru saja melaksanakan suksesi dan pemenangnya adalah Mohammad Ramdhan Pomanto, pria berdarah Gorontalo, tetapi lahir di Makassar. Aku khawatir jangan sampai isu ini yang dikembangkan dalam pemilihan nakhoda kampus. Aku selalu berprinsip, siapa pun yang memimpin yang penting dia memiliki kompetensi dan kemampuan.

Aku yakin engkau sudah “magang” delapan tahun menjadi wakil rektor yang merencanakan dan mengembangkan kampus. Apa kurangnya. Tokh yang akan dilaksanakan seorang nakhoda kampus adalah juga yang sebagian besar dipikirkan dan dilakukan oleh wakil rektor yang ini.

Masih banyak yang ingin kucurahkan di sini, tetapi aku pilih yang terakhir saja. Sekali waktu setelah menyelesaikan pendidikan doktor (2018) aku bertandang ke ruang kerjamu. Aku sudah lupa agendanya waktu itu. Yang kuingat engkau bertanya “Apa Pak Dahlan tidak mengajar di kampus ?.”

“Saat ini saya hanya mengajar di UMI, karena fakultas tampaknya tidak memerlukan dosen seperti saya,” jawabku.

“Wah, tidak boleh. Masa seorang doktor tidak ditarik mengajar di kampus. Nanti buat permohonannya, saya terbitkan surat keputusan (SK),” titahmu yang membuatku benar-benar merasa berutang budi dan terharu mendengarnya.

“Siap, Ibu Rektor,” kataku pendek dengan suara yang sedikit bergetar karena merasa terharu dengan perhatianmu yang luar biasa.

Di fakultas aku memang mengampu dua mata kuliah spesialisasi yang belum cukup kompeten diisi oleh dosen lain. Pasalnya, aku memiliki jam terbang praktik maupun dari segi keterampilan pada dua subjek tersebut.

Baca juga :  Walau Tidak 100 Persen, Proses Belajar Mengajar Di STAI Al-Furqan Makassar Tetap Berjalan Dimasa Pandemi

Sejak tahun 2018 aku memang jarang muncul di kampus, tetapi alat komunikasi selalu membuat jarak menjadi tidak berlaku lagi. Kini, engkau akan mengakhiri masa jabatanmu yang diisi dengan prestasi yang sangat fenomenal. Terakhir, di ujung hari kepemimpinanmu, engkau meresmikan Hotel dan Convention Center Universitas Hasanuddin. Dengan adanya hotel itu, Unhas bisa menghemat Rp 7 miliar setiap tahun yang selalu digunakan oleh universitas dan fakultas membahas berbagai program di hotel di luar kampus.

“Sebagai universitas yang berstatus Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) Unhas harus memiliki unit-unit bisnis,” engkau berdalih dan aku dan siapa pun sepakat tentang itu.

Sembilan hari setelah hari ulang tahunmu, engkau akan kembali menjadi seorang Guru Besar (Ilmu Sosiologi dengan spesialiasi masalah konflik). Bertemu dengan para mahasiswa yang tentu saja sudah lama merindukanmu. Engkau kembali aktif – selain menjadi Komisaris Independen PT Vale – tentu saja akan menjadi pembicara di berbagai forum. Dan, semua orang tidak akan pernah lupa bahwa Universitas Hasanuddin pernah memiliki seorang rektor yang menyelesaikan masa baktinya dengan “happy ending” yang bernama Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Sekian, salam sehat selalu. Aamiin. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Nasib Tragis Nastasya dan Ratasya : Korban Tabrak Lari di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Hari Minggu siang (12/01/2025), menjadi pengalaman pahit bagi Nastasya (12) dan adiknya, Ratasya (5), saat...

Misteri Kebakaran Kantor Disdik Makassar : Spekulasi, Investigasi, dan Respons Pemerintah

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Sebuah kebakaran melanda Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar pada Sabtu (11/1/2025) dini hari sekira...

Cuaca Ekstrem di Makassar, Sekolah Diliburkan Mulai 18-22 Desember 2024

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Makassar dalam beberapa hari terakhir mendorong Dinas Pendidikan Kota Makassar...

SD Inpres PAI 1 Makassar Sukses Gelar Market Day, Ajang Belajar Kreativitas Siswa

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – SD Inpres PAI 1 Makassar yang berlokasi di jalan Goa Ria kecamatan Biringkanaya, sukses menggelar...