“Terkadang saya kirim file dibantu keponakan kirim ke gadget siswa. Dari situ kalau ada yang kurang jelas dipertanyakan atau saya jelaskan juga melalui papan tulis, yang bisa di tulis saya tulis, kecuali yang berupa gambar. Kalau berupa gambar, itu mi gambar yang ada di gadget itu. Karena untuk menggambarnya setengah mati,” ungkapnya.
Pola lain yang diterapkannya, jika ada siswa yang memiliki kepandaian yang menonjol, maka siswa tersebut membantunya sebagai tutor untuk menyampaikan pelajaran.
Asryanti juga mengungkapkan, di tahun 2010 lalu dirinya pernah mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) namun gagal.
“Saya pernah mendaftar CPNS di tahun 2010. Karena tidak bisa kerja soal, jadi lembaran jawaban saya kosong,” ungkapnya.
Meski begitu, untuk pendaftaran PPPK jalur umum yang diikutinya ini, menjadi jalan rezeki baginya.
Menurutnya, saat menjalani tes dirinya cukup terbantukan karena panitia yang menjadi pengawas ujian membantunya membacakan soal yang tertera di komputer. Saat ini dirinya menjadi salah satu yang berhasil menjadi tenaga PPPK.
“Dan Alhamdulillah hari ini saya sangat gembira karena bisa menerima SK sebagai PPPK melalui jalur umum,” ujar wanita kelahiran Wotu, Luwu Timur, 1 Januari 1982 tersebut. (*)