Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Menurut Rasulullah SAW, ada empat manusia yang hendak masuk surga terlebih dahulu. Namanya juga manusia yang kadang tidak mampu untuk bersabar, semuanya berebut untuk masuk pertama kali.
Jibril turun membantu Malaikat Ridwan yang tidak dapat mengambil keputusan, siapa yang pertama kali disilakan untuk melangkahkan kaki ke dalam surga. Keempat orang tersebut adalah; pahlawan, orang kaya yang dermawan, haji mabrur, dan orang alim yang saleh.
Salah seorang dari mereka diminta maju ke depan dan ditanya, “Dengan sebab apa engkau merasa beruntung masuk ke dalam surga tanpa dihisab?”
Orang tersebut menjawab, “Saya seorang pahlawan yang mati syahid di jalan Allah karena membela agama Allah SWT.”
Setelah ditanya, darimana ia mengetahui kalau pahala berjuang di jalan Allah SWT imbalannya adalah surga, orang tersebut menjawab dari seorang alim. Lalu Jibril memintanya untuk memberi kesempatan orang alim terlebih dahulu.
Lalu orang yang telah menunaikan haji dengan penuh kekhusukan tanpa cacat dan memperoleh haji mabrur. Ketika orang ini ditanya, darimana ia mengetahui imbalan bagi haji mabrur, ia menjawabnya dari seorang alim. Pelaku haji mabrur ini pun diminta menjaga akhlak dan mempersilakan agar sang alim terlebih dahulu masuk ke dalam surga.
Selanjutnya, seorang konglomerat yang dermawan dipanggil ke depan dan ditanya alasan yang membuatnya yakin, bahwa dirinya adalah orang pertama yang akan melangkahkan kaki ke surga. Sang konglomerat tersebut menjelaskan, bahwa dirinya adalah seorang konglomerat yang sukses dan memperoleh harta yang dimilikinya dengan cara yang halal dan Allah SWT meridai.
Dari sebahagian harta yang dimilikinya, ia gunakan untuk berinfaq dan bersedekah, membangun tempat yang berguna bagi banyak orang. Ketika ditanya, darimana ia mengetahui, bahwa dengan kebaikan yang ia lakukan imbalannya adalah surga, sang konglomerat menjawab, dari seorang yang alim. Kemudian Jibril memintanya untuk menjaga akhlak dan mempersilakan orang alim untuk melangkahkan kaki pertama kali ke dalam surga.
Ketika orang alim diminta untuk melangkahkan kaki ke dalam surga pertama kali, ia berkata, “Maaf tuan-tuan, dan maaf para malaikat yang bijaksana. Sebagai orang alim saya tidak akan dapat belajar dan mengajar dengan tenang apabila tidak ada pahlawan yang rela mati syahid. Saya tidak akan memperoleh pahala secara kontinyu, jika murid saya yang haji ini tidak mengamalkan ilmu saya secara benar. Dan saya, orang alim, dan dia pahlawan, serta dia haji mabrur, tidak akan dapat memperoleh keleluasaan beribadah serta mengajarkan ilmu saya apabila tidak ada kedermawanan orang kaya yang sudi dan ikhlas membiayai tentara berangkat perang, yang mau menyediakan kelapangan bagi ibadah haji, yang mau membangun lembaga pendidikan, tempat pembelajaran keagamaan, menyantuni kaum dhuafa' dan sebagainya. Semua ini, tidak mungkin terwujud tanpa kedernawan sang konglomerat. Oleh karena itu, biarlah sang konglomerat ini yang masuk surga terlebih dahulu, disusul oleh sang pahlawan, kemudian haji mabrur, dan izinkanlah saya masuk surga belakangan.”
Jibril menerima dan menyetujui usul yang disampaikan oleh sang alim. Lalu diputus, sang konglomerat disilakan masuk surga pertama kali, disusul sang pahlawan, lalu haji mabrur, dan yang terakhir adalah sang alim. Allah A'lam. ***
Makassar, 19 Mei 2022