Berbagai atraksi dan seni diperagakan di Toraja Carnaval menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dan tak kalah menarik peningkatan ekonomi sehingga diperlukan kolaborasi antar daerah di Sulsel bangkitkan destinasi unggulan.
“Toraja Carnaval bagian dari promosi kembalikan kejayaan industri pariwisata Tana Toraja,” ujar Tau Toto.
Sebelumnya ketua panitia pelaksana (Panpel) John Rende Mangontan mengatakan, pelaksanaan Toraja Carnaval terselenggara dengan baik tidak lepas dari campur tangan pemuda dan pemudi milenial Toraja.
Pemuda milenial adalah potensi dan asset daerah Toraja yang tidak bisa dilupakan, sebab mereka adalah penggiat dan penggerak budaya, adat istiadat, pariwisata sehingga Toraja dikenal dunia internasional.
“Terima kasih Pemprov Sulsel telah mendukung Toraja Carnaval dengan anggaran Rp 400 juta, namun pelaksanaan Toraja Carnaval kolaborasi Pemprov, Pemda, dan Comunity JRM setelah dihitung anggaran tersebut jauh dari cukup sebab membengkak hingga Rp 900 juta lebih,” katanya.
Meski begitu JRM tidak menampik pelaksanaan Toraja Carnaval berdampak positif terhadap hunian hotel full di dua kabupaten. Demikian pula pelaku kuliner terkhusus di sekitar kawasan WRB ketiban rezeki berlipat.
“Buntu Burake saatnya dikemas sehingga punya daya tarik seperti negeri diatas awan, sebab boleh jadi akan datang ada kekuatan besar geser daya tarik Burake. Karena itu Toraja magnet pariwisata Sulsel dan penyangga ibu kota negara (IKN) kegiatan budaya hendaknya jadi agenda tahunan,” pungkas JRM. (ainul/herman)