Warung Makan Ina Sei, Viral di Bima : Untung Rp 8 Juta per Hari (Bagian 2)

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Laporan M. Dahlan Abubakar

SETIAP hari, Ina Sei yang mengupahnya. Kendaraan padat. Juru parkir ini sangat jujur. Ada yang ikhlas memberi upah mengatur parkir kendaraan mereka tolak. Memang Midun sudah menyampaikan agar tidak memungut upah parkir pada kendaraan yang mampir.

“Kita bisa meraih untung bersih Rp 8 – Rp 9 juta per hari,” kata Mudin. Jika dia membeli ikan dengan modal Rp 4 sampai Rp 5 juta, bisa meraih profit antara Rp 7 sampai Rp 8 juta. Ini untung bersih. Dulu, belum menjual nasi dengan untung sebanyak itu, hanya menjual ikan bakar saja.

“Dulu, ikan sebesar sadel ‘honda’ (sepeda motor) sejenis kerapu, dllnya, harganya paling tinggi Rp 15.000 per ekor, dijual dengan harga paling tinggi Rp 50 ribu,” kata ayah tiga anak ini kemudian menambahkan, penjualan per ekor itu berlangsung saat dia belum menerapkan penjualan per kilogram.

Midun dulu berjualan di dekat sebuah kandang sapinya yang masih tersisa hingga kini. Dia dan Saodah begitu menikah tidak pernah tidur di rumahnya di Tadewa. Midun berdalih, mau istrinya dibawa ke Desa Tadewa, istri mau dikasih makan apa ? Hendak dibawa ke kampung istrinya, Midun juga malu dengan mertua yang tidak/belum merestui pernikahan mereka.

Akhirnya, sepanjang pinggir pantai yang menghadap ke Laut Flores di dekat saungnya dulu – tidak berapa jauh dari lokasi sekrang – keduanya tidur. Kalau sudah sore, keduanya berjalan mencari lokasi untuk bermalam. Dia menggali pasir sebagai tempat bermalam hingga pagi.

Pada pagi hari, keduanya menyambut datangnya nelayan yang pulang dari memukat (menangkap ikan dengan pukat/jaring). Mereka menawarkan jasa menjajakan ikan para nelayan tanpa modal sepeser pun.

1
2TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  UU TNI Disahkan, Selama Kepresidenan Prabowo 4 Pucuk Pimpinan TNI Tetap Dijabat Pilihan Jokowi ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pahlawan-Pahlawan Kerajaan Bajeng Melawan Penjajah Belanda

Oleh : Drs. Abd. Kahar Pattola ( Raja Bajeng XIX ) PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ada suatu ungkapan bahwa “Setiap Masa ada Pemimpinnya dan setiap...

Bayi Terlahir di Puncak ‘Ncanga’ itu, Kini Profesor!

Oleh M.Dahlan Abubakar PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Matahari belum terlalu tinggi di belahan langit timur Desa Boro 21 Juli 2025....

KEMERDEKAAN DAN PANGAN KITA

Oleh : Muliadi Saleh Kemerdekaan bukan hanya soal mengibarkan bendera, melainkan bagaimana bendera itu tetap berkibar dalam perut yang...

Pramuka di Era Digital, Kolaborasi untuk Ketahanan Bangsa

Oleh: Andi Fahri Makkasau (Andalan Nasional / Kepala Pusdiklatda Sulawesi Selatan) PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ditengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang...