Jati Diri

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Bila spiritualitas tidak semata sebagai bahan kajian, melainkan penghayatan, maka seseorang senantiasa akan merasakan kehadiran Allah SWT kapan pun dan di mana pun dia berada.

Orang yang meyakini dan merasakan betul hubungan intim antara dirinya dan Zat Yang Agung sekaligus Pengasih, maka tak ada hal lain kecuali ketenangan dan kestabilan yang akan dirasakan.

Posisi demikian ini tidak berarti melemahya fungsi rasio dan nafsu, melainkan justeru berbagai instrumen yang ada ini akan lebih terarah dan tak pernah merasakan kekeringan energi dari Ilahi.

Dalam kehidupan modern, kadang kala orang merasa capek akibat beratnya menyangga dan mempertahankan label-label atau topeng-topeng yang selama jadi identitasnya yang untuk sementara waktu memberikan kepuasan pada egonya.

Karena berbagai identitas itu sudah lama melekat, maka jati diri kita yang pada dasarnya spiritual dan senantiasa hanif itu tidak sempat tumbuh dan berkembang.

Semakin seseorang mempertahankan dan mengejar kesenangan melalui identitas sekunder, maka kekecewaan, dertita, serta perasaan kalah sudah mengadang di depannya. Tetapi, ketika seseorang terlibat dalam komunikasi dan interaksi sosial dengan semangat memberi, berbagai kasih, dan berpartisipasi, ia akan terhindar dari rasa kalah atau gagal.

Ini tidak berarti kita menjadi pasif, tetapi yang paling penting di sini ialah kemampuan kita membedakan antara penampilan yang bersifat praktikal dan rasional pada dimensi lahirnya dan keteguhan serta ketulusan hati pada dimensi batinnya.

Setelah seseorang berusaha mendapatkan pengetahuan tentang agama dan Tuhan, yang tak kalah pentingnya adalah how to Experience God, means to experience our perfection, to feel peace, happy and close to God. Secara teoritis, Islam amat kaya dengan dimensi mistik ini dan barangkali merupakan paket yang bisa disumbangkan kepada masyarakat modern.

Baca juga :  Gelar Vaksinasi Serentak, Wakapolda Sulsel Tinjau Lokasi Vaksinasi di Gowa

Kita mungkin kaget melihat sikap sebagian kalangan Barat ketika dihadapkan pada pertanyaan untuk memilih agama yang ada, karena mereka akan menjawab, “Kami akan memilih mencari kedamaian dalam spiritalitas, tetapi bukan agama.” Allah A'lam. Terinspirasi dari tulisan Prof. Qomaruddin Hidayat. ***

Makassar, 31 Mei 2022

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

SMKN 4 Takalar Resmi Gelar Latihan Perdana Karate Lemkari, Dorong Bentuk Karakter dan Disiplin Siswa

PEDOMANRAKYAT, TAKALAR - SMKN 4 Takalar, yang terletak di Kecamatan Galesong Utara, secara resmi memulai latihan perdana cabang...

Massa Waspamops LMR RI Geruduk Kejari Sidrap, Tuntut Kasus Penikaman Dibuka Kembali Lewat PK

PEDOMANRAKYAT, SIDRAP - Puluhan massa yang tergabung dalam Waspamops Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia (LMR RI) Sulawesi Selatan, menggelar...

Bupati Ratnawati Harap Program ‘Tasikolasi’ Tidak Ada Lagi Anak Putus Sekolah di Sinjai

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Bupati Sinjai Dra.Hj. Ratnawati Arif mengajak seluruh stakeholder dan elemen masyarakat untuk bersama-sama berupaya melakukan...

Kolonel Franki Susanto Blusukan ke Asrama Prajurit, Ini Pesannya

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Komandan Kodim (Dandim) 1408/Makassar, Kolonel Inf Franki Susanto, SE, melaksanakan kunjungan langsung ke kompleks Asrama...