Jangan Bersedih

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Musibah kadang datang silih berganti menghampiri setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Musibah kadang menimpa suatu masyarakat secara kolektif sebagaimana gempa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di daerah Sulawesi Barat. Terkadang menimpa individu sebagaimana yang dirasakan oleh Ridwan Kamil, yang alhamdulillah jenazah puteranya yang tenggelam telah ditemukan.

Suatu hari, kita belum tau siapa lagi yang akan diuji oleh Allah SWT dengan musibah. Hanya saja, kita berharap semoga kita senantiasa menjadi orang kuat dan tidak mudah untuk bersedih hati.

Allah SWT memotivasi kaum Mukmin/ Muslim dalam Q Al Imran: 139, “Janganlah kamu lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, karena kalianlah orang yang paling tinggi derajatnya, jika kalian orang yang beriman.”

Suatu hari, beberapa orang sahabat ingin menguji Ali ibn Abi Thalib dengan pertanyaan, makhluk manakah yang paling kuat.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Ali menjelaskan, “Prajurit Allah SWT yang paling tangguh ada sepuluh. Gunung dan bukit-bukit tinggi, tapi besi dapat menghancurkannya. Jadi besi lebih kuat dari bukit dan gunung. Api dapat melelehkan besi, namun air dapat memadamkan kobarannya. Awan yang difungsikan antara langit dan bumi membawa air. Angin dapat memecah awan. Manusia dapat mengalahkan angin dengan menutup tubuhnya. Manusia dikalahkan oleh mabuk yang dapat menyesatkan akal pikirannya, namun mabuk dapat diredam oleh tidur. Tidur kalah oleh kesedihan hati, jadi prajurit Allah SWT yang paling tangguh adalah bersedih hati.”

Jika seseorang ingin merenungkan problematikanya dengan logika berpikir yang wajar, maka sebaiknya orang tersebut memusatkan renungannya tersebut pada masalah kesedihan yang menimpanya.

Bersedih hati dapat mengeksploitasi jiwa manusia dan mencabik-cabik daya dan potensinya. Olehnya, mereka yang senantiasa larut dalam kesedihan, berarti mereka tidak pernah menjadikan musibah yang mereka alami sebagai pelajaran.

Baca juga :  Lepas Kepulangan Teman-teman Domisili Luar Makassar, Alumni Desa Smakara Gelar Ramah Tamah dan Syukuran di Warkop 81

Hanya keimanan yang dapat mengusir rasa sedih di hati. Bahkan rasa sedih tersebut dapat dicabut dari hati seseorang yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Seseorang yang memiliki keimanan yang baik, seharusnya tidak perlu bersedih hati dan senantiasa mengambil pelajaran dan hikmah dari musibah yang pernah menimpanya.

Semoga kita senantiasa diberi kekuatan dari Allah SWT agar kita menjadi orang kuat untuk tidak larut dalam kesedihan yang menimpa kita, hari ini, esok, dan selamanya. Allah A'lam. ***

Makassar, 12 Juni 2022

Berita sebelumnya
Berita selanjutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Cinta yang Dibagi, Makna yang Tak Berkesudahan: 15 Tahun K-apel

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR- Komunitas Anak Pelangi (K-apel) telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam membangun dan mendampingi masyarakat dengan...

Komunitas Motor yang Berani Menjelajah: HAI Honda ADV Indonesia Chapter Makassar

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR - Komunitas HAI Honda ADV Indonesia chapter Makassar adalah sebuah komunitas yang sangat menarik dan...

Domino: Dari Warkop hingga Turnamen Internasional

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR - Permainan domino di Makassar telah menjadi kegiatan yang sangat populer di kalangan masyarakat, terutama...

Membangun Masa Depan Bersama: Kolaborasi K-apel dan Metro School Internasional Makassar

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Lorong Daeng Jakking kembali menjadi saksi lahirnya semangat kolaborasi lintas komunitas dan institusi pendidikan....