Tanpa kepedulian yang lahir dari kesadaran, kelembutan seseorang bagaikan kosmetik. Seseorang hanya menutupi noda-noda kekerasan pada wajahnya dengan olesan bedak kelembutan yang tebal. Hal tersebut merupakan suatu kemunafikan.
Kelembutan juga tidak berarti seseorang tersenyum terus. Kadang kala, kepedulian seseorang terhadap makhluk hidup bisa membuatnya gusar dan berang. Walau demikian, kegusarannya tetap diwarnai kelembutan. Seseorang bisa marah, tetapi tidak dendam.
Bisa marah, tetapi tidak larut dalam kemarahan, Di sini kekuatan untuk mengontrol amarah sangat dibutuhkan. Kekuatan yang dimiliki justru membuat seseorang makin lembut. Aneh, namun demikian paradoks kehidupan.
Mereka yang kuat menjadi lembut, yang lemah menjadi keras. Yang kuat akan mengalir bersama kehidupan, tidak banyak berbicara, namun melakoni kehidupan. Yang keras sangat berisik, suaranya nyaring namun tidak banyak yang bisa dilakukan.
Kekacauan yang muncul di beberapa tempat, akibat ulah mereka yang lemah. Keseimbangan dunia dikacaukan untuk menutupi kekurangan diri. Allah A’lam. ***
Makassar, 15 Juni 2022