Kelembutan

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Anand Krishna pernah menulis, bahwa kesadaran akan membuat seseorang lembut. Tetapi tidak lemah. Kelembutan dan kelemahan adalah dua hal berbeda. Kelemahan akan membuat seseorang alot, keras. Tindakan kekerasan dibutuhkan oleh seseorang untuk menutupi kelemahan diri sendiri.

Kelembutan merupakan kualitas seorang pemberani, seorang pahlawan sejati. Kelembutan muncul dari kekuatan.

Khalil Gibran pernah menuturkan, “Kelembutan beberapa orang, bagaikan permukaan halus sebuah kerang. Halus, tetapi tidak berisi. Tidak ada mutiara di dalamnya. Tangisan seorang saudara pun tidak terdengar olehnya.”

Masih menurut Khalil Gibran, “Berbahagialah, jika bertemu dengan seseorang yang kuat sekaligus lembut. Tampak jelas kemuliaan dirinya, sehingga mereka yang buta pun dapat melihatnya.”

Kelembutan dalam pandangan Khalil Gibran sebagai kepedulian terhadap sesama manusia, sesama mahluk hidup. Bahkan terhadap alam semesta beserta isinya. Tanpa kepedulian terhadap segalanya, sesungguhnya “kerang kehidupan” kita tidak berisikan “mutiara kesadaran.”

Tanpa kepedulian yang lahir dari kesadaran, kelembutan seseorang bagaikan kosmetik. Seseorang hanya menutupi noda-noda kekerasan pada wajahnya dengan olesan bedak kelembutan yang tebal. Hal tersebut merupakan suatu kemunafikan.

Kelembutan juga tidak berarti seseorang tersenyum terus. Kadang kala, kepedulian seseorang terhadap makhluk hidup bisa membuatnya gusar dan berang. Walau demikian, kegusarannya tetap diwarnai kelembutan. Seseorang bisa marah, tetapi tidak dendam.

Bisa marah, tetapi tidak larut dalam kemarahan, Di sini kekuatan untuk mengontrol amarah sangat dibutuhkan. Kekuatan yang dimiliki justru membuat seseorang makin lembut. Aneh, namun demikian paradoks kehidupan.

Mereka yang kuat menjadi lembut, yang lemah menjadi keras. Yang kuat akan mengalir bersama kehidupan, tidak banyak berbicara, namun melakoni kehidupan. Yang keras sangat berisik, suaranya nyaring namun tidak banyak yang bisa dilakukan.

Baca juga :  Untung Rugi STY Dipecat & Pelatih Baru Indonesia

Kekacauan yang muncul di beberapa tempat, akibat ulah mereka yang lemah. Keseimbangan dunia dikacaukan untuk menutupi kekurangan diri. Allah A'lam. ***

Makassar, 15 Juni 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Dewan Pers Prof. Komarudin: Tempo Terbukti Melanggar Kode Etik atas Pemberitaan Mentan Amran

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Ketua Dewan Pers, Prof. Komaruddin Hidayat, dalam pernyataan terbuka menegaskan bahwa Tempo telah terbukti melanggar...

Lawan Serakah-nomics, Mentan Amran Berdiri di Garis Depan Lindungi Petani dari Mafia Pangan

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA — Serakah-nomics kini menjadi salah satu isu yang mendapat perhatian besar dari Presiden Prabowo Subianto. Salah...

Ketua PA Bangkalan Dewiati, SH, MH.,

Idealnya, Strategi Penyelesaian Sengketa Perdata Islami Perdamaian & Mediasi PEDOMANRAKYAT, BANGKALAN - Ketua Pengadilan Agama Bangkalan, Dewiati, SH, MH.,...

ACC Desak Kajati Sulsel Percepat Penyelidikan Proyek Smart Board

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi mendesak Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kajati Sulsel) yang baru...