Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Di antara tantangan yang dihadapi seseorang dalam berbuat kebaikan adalah, hal yang menyangkut balasan. Persoalannya, kalau seseorang berbuat kebajikan, belum tentu orang tersebut langsung menerima balasan yang diharapkan. Dalam kondisi demikian, mungkin seseorang akan menilai bahwa kebaikan yang telah dilakukannya sia-sia belaka.
Jika saja seseorang yang berbuat kebajikan mengingat dan menghayati firman Allah SWT dalam QS 3: 9, bahwasanya Allah SWT tak pernah ingkar janji, maka seseorang yang senantiasa berbuat kebajikan akan selalu melakukannya dan meyakini bahwasa kebajikan yang dilakukannya akan dibalas dengan kebajikan pula. Balasan tersebut bisa saja diberi secara kontan di dunia ini, boleh saja dibalas pada hari pembalasan.
Balasan terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang baik kebaikan ataupun kejahatan semuanya merupakan rahasia Ilahi, sehingga hanya segelintir manusia yang mengetahuinya. Sebagaimana tulisan almarhum Cak Nur (Allahummagfir lahu), tentang gambaran yang dilukiskan oleh Newton, “Aku tidak tahu bagaimana dunia memandangku; tetapi bagiku aku hanyalah seperti anak kecil yang bermain di tepi pantai, dan aku sibuk dari waktu ke waktu mencari batu-batuan yang lebih halus atau kulit kerang yang lebih indah, sedangkan samudera besar kebenaran itu tetap tak terungkap di hadapanku.”
Ungkapan samudera kebenaran Newton itu, telah dikemukakan oleh Alquran lebih dahulu dalam Q. S 18: 109.