Sportivitas Olahraga

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Ajang pertandingan olahraga di Dies Natalis UNM ke 61 ini memang tidaklah sekaliber PON, Sea- Game, Asean Games, Olympiade, dan lain-lainnya, tetapi di sinilah kita dapat melihat bahwa olahraga itu mengandung keadilan, menempatkan sesuatu pada tempat dan kedudukannya.
Mengapa saya harus mengatakan demikian ? Mari kita coba amati satu contoh misalnya di luar sana, bahwa olahraga paralimpik tidak digabung dengan olahraga orang yang tidak berkebutuhan khusus, demikian halnya olahraga para perempuan tidak dipertandingkan dengan olahraga orang laki-laki. Di sini jelas keadilan yang tidak terbantahkan, hal ini pun tersaji dalam ajang dies natalis UNM. Artinya, bahwa ajang manapun dalam olahraga nilai sportivitas dan fair play tetap harus dijunjung tinggi termasuk memberikan keadilan kepada pelakunya. Olahraga bukanlah ungkapan naluri yang rendah dan nafsu kekerasan, tetapi merupakan ekspresi sifat-sifat manusia yang kreatif, indah, dan bermuara pada kehidupan yang manusiawi dalam pengertian sejahtera paripurna, melingkupi kesehatan jasmani, mental, emosional dan spiritual. Itulah sebabnya seorang Muthohir dan Lutan sebagai seorang pakar pernah mengatakan dalam sebuah bukunya bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah tercapainya kesejahteraan paripurna umat manusia.

Satu hal yang perlu dicatat dengan baik bahwa dalam peristiwa olahraga pencapaian keunggulan bukanlah terjadi dengan sendirinya, karena sebuah pertandingan dapat digeber ketika ada dua belah pihak yang bertanding. Oleh karena itu, kehadiran lawan adalah mutlak diperlukan. Lawan adalah mitra, sehingga itulah sangat pantas jika memperlakukan lawan sama dengan mitra, menghormatinya sama dengan diri sendiri atau pun dengan partnert kita, karena tanpa lawan tidak ada permainan yang menghasilkan juara. Itulah salah satu keunikan dari olahraga itu sendiri, karena harus saling menghormati, saling menghargai, saling menunjukan kualitas unggul dari sebuah hasil dari tempaan terprogram dalam waktu yang lama yang tidak lepas dari kaidah Iptek olahraga dengan perjuangan fisik yang melibatkan kecepatan, daya tahan, dan semua aspek kualitas organ tubuh.

Baca juga :  Undang-undang Pers Tidak Punya Turunan

Maka dari itu, pada kesempatan tulisan sederhana ini kita hanya berupaya mengingatkan bahwa dalam sebuah pertandingan, kalah dan menang dalam gelanggang pertandingan olahraga itu adalah hal yang biasa, selama itu dilakukan dengan sportivitas yang tinggi. Karena apa ? Karena dalam pertandingan kedua belah pihak memiliki kesempatan dan hak yang sama yang diatur dalam sebuah peraturan dan dipimpin oleh wasit dengan tingkat kedisiplinan dan kejujuran yang tinggi tanpa niat menjatuhkan siapa pun. Itulah sebabnya, terkadang pemain unggulan dikalahkan dan pemain non perhitungan melejit. Oleh karena faktor non-teknis dalam sebuah pertandingan bisa saja hadir dalam gelanggang, tetapi faktor non-teknis yang direkayasa tentu saja dapat mencederai dan menghancurkan nilai-nilai olahraga, sehingga dengan demikian hal semacam inilah yang harus dihindari bagi insan olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas.

Kemenangan bukanlah segala-galanya, apalagi jika menghalalkan segala cara, tetapi yang terpenting bahwa wadah “Gelanggang” olahraga dalam dies natalis UNM ke-61 ini menjadi ajang silaturahmi, mempererat persatuan serta kebersamaan dan kekompakan sehingga UNM akan Tetap Jaya Dalam Tantangan. Jangan pernah terjadi justru olahraga secara dramatis telah diatur-atur dengan kemenangan yang sudah ditentukan sebelum kompetisi, karena jika hal ini terjadi maka makna olahraga itu menjadi jungkir balik dan menghilangkankan nilai olahraga yang berisikan nilai perjuangan dan kesungguhan sebagai kriteria melekat pada olahraga.

Olehnya itu, tetaplah lanjut terus hingga titik keringat penghabisan, jagalah nilai-nilai sportivitas karena betapa luhurnya nilai-nilai yang terkandung di dalam olahraga, hingga seharusnya para individu akan merasa malu ketika terjadi kekerasan dan kecurangan di dalam dunia olahraga.

Biarlah peristiwa-peristiwa menyakitkan yang mencederai olahraga disejumlah event lainnya baik di level lokal, nasional, bahkan internasional pada masa lalu kita lupakan sejenak, sembari kita berharap tidak terjadi di ajang dies natalis UNM ke-61 yang kita cintai ini, maupun pada ajang-ajang pertandingan olahraga lainnya dan tentunya tetaplah menjungjung tinggi nilai-nilai sportivitas, dan selamat buat para juara. Salam Olahraga ! UNM Tetap Jaya Dalam Tantangan. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

100 Hari TSM-MO: Janji yang Terbungkus Hening

Oleh Ade Cahyadi (Alumni S2 Ilmu Tata Negara Universitas 45) Seratus hari pemerintahan seharusnya menjadi titik tolak, bukan titik...

Tangis Laut dan Hutan Raja Ampat : Hancur Perlahan, Diam Bersama

Tak ada sirene peringatan saat kehancuran datang. Di Raja Ampat, laut yang dulu biru bening kini menyimpan jejak...

Bagai Mencuri Ilmu di Imperium Yunani

Oleh: Ahmad Amanullah (Mahasiswa Politeknik Kesehatan) KETERTARIKAN  saya pada seni sastra membuat saya berjalan jauh menyusuri makna dan cara...

Rumah Diskusi itu Bernama KDB

Oleh: Nasrun Hamzah (Alumni Fakultas Hukum UNHAS, Ketua Kelompok Diskusi Bulukunyi, periode 1985-1986) Dekade 80an, ketika menjadi mahasiswa Fakultas...