Mencari Sosok Hoegeng di Kekinian (Refleksi Hari Bhayangkara ke-76)

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Hadirnya polisi sipil yang humanis memang merupakan tuntutan zaman, jika aparat kepolisian tidak mau tertinggal dan tergilas zaman. Sebab polisi sipil yang humanis adalah salah satu dari cita-cita paradigma baru Polri. Sampai hari ini, masyarakat masih menunggu.

Di Indonesia, menemukan seorang polisi yang jauh lebih banyak lagi seperti si Winardi di Polsek Bantul itu memerlukan waktu. Juga diperlukan keuletan dari pimpinan Polri untuk selalu memberi contoh dan teladan akan pentingnya polisi humanis tersebut. Para pimpinan di institusi ini perlu lebih banyak contoh, perkataan yang sesuai perbuatan.

Obsesi Listyo Sigit Prabowo yang dilantik sebagai Kapolri 27 Januari 2019 menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis memang memerlukan waktu. Bukan hanya itu, secara internal Kapolri direpoti oleh anak buahnya yang terkadang berbuat yang kurang pantas hingga menimbulkan kesalahpahaman antarkesatuan.

Contoh yang paling anyar adalah terjadinya kesalahpahaman antara anggota Polda Metro Jaya dengan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres). Kejadian ini membuat Kapolres Metro Jakarta Barat (Jakbar), Kombes Pol Ady Wibowo, akhirnya menemui Komandan Paspampres (Danpaspampres), Mayjen TNI Agus Subiyanto untuk meminta maaf secara langsung. Permintaan maaf itu disampaikan sebagai buntut kesalahpahaman yang terjadi antara anggotanya dengan anggota Paspampres, Praka Izroi.

Kapolres mengakui ada perilaku anggotanya yang kurang pantas saat melaksanakan penyekatan terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Anggotanya yang dinilai kurang pantas itu diperiksa oleh Propam.

Sikap seperti ini kerapkali terjadi di lapangan. Biasanya pelakunya adalah aparat-aparat berusia muda yang masih gampang terbawa emosi. Jika sudah begitu, biasanya komandan masing-masing yang akan jadi “pemadam kebakaran”.

Jika terhadap sesama aparat biasanya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Berbeda jika tindakan aparat terhadap masyarakat sipil yang kadang di luar batas. Misalnya kekerasan terhadap wartawan atau masyarakat umum. Tindakan seperti itu biasanya jarang sekali mendapat penyelesaikan yang melegakan bagi korban.

Baca juga :  Kasdam XIV/Hsn Pimpin Safari Jumat, Dilanjutkan Makan Bersama Dengan Warga

Institusi kepolisian sendiri sebenarnya tidak menghendaki ada anggotanya yang arogan. Bahkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik mencanangkan program Presisi atau Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan merupakan program yang digaungkan Kapolri.

“Sejak dulu Polri berusaha mengembangkan paradigma baru yang berorientasi kepada pemecahan masalah-masalah masyarakat (problem solver oriented), dengan berbasis pada potensi-potensi sumber daya lokal dan kedekatan dengan masyarakat yang lebih manusiawi (humanistic approach),” ujar Listyo Sigit Prabowo masih menurut Kompas.com.

Begitulah pada setiap Hari Bhayangkara kita selalu mengingat Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, mengimpikan polisi yang dekat dengan rakyat dan humanis, dan entah polisi jenis apalagi yang enak didengar. Polisi sejatinya harus dicintai dan disayangi rakyat, karena mereka dari, oleh, dan untuk rakyat. Polisi seperti terjepit pada fenomena realitas sosial kemasyarakatan kita. Kerap tidak disukai jika dianggap berbuat kurang pantas. Namun dirindukan saat sangat dibutuhkan. Ya, dibenci dan dirindukan.

Selamat Hari Bhayangkara ke-76. Salam sehat selalu Wassalam !. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Promo Bioskop Februari 2025: Diskon, Cashback, dan Penawaran Menarik di XXI, CGV, dan Cinepolis

PEDOMANRAKYAT - Kabar gembira bagi pecinta film! Menyambut Februari 2025, jaringan bioskop ternama seperti XXI, CGV, dan Cinepolis...

Komisi I DPRD Pinrang Gelar RDP Soal Ternak Sapi yang Berkeliaran

PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Polemik terkait ternak sapi yang berkeliaran dan merusak perkebunan warga di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua...

Tidak Ada Negara di Dalam Negara : NKRI Harga Mati !

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Beredarnya video dan informasi mengenai pelantikan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia di wilayah...

Menag Matangkan Kurikulum Cinta dan Eco-Theology untuk Perkuat Kerukunan dan Kelestarian Alam

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Theology” sebagai upaya strategis dalam membangun...