Karena itulah, kita sebagai orangtua harus terus belajar dan belajar menjadi orangtua yang saleh dan cakap, antara lain dengan mengetahui semua panduan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik anak, serta memahami bagaimana menghadapi karakter anak kita yang berbeda-beda.
“Kita tidak dilarang mempelajari konsep pendidikan anak dari siapa saja, tapi selalu ingat bahwa konsep pendidikan dan pembinaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik dan yang wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita tidak lupa untuk meneladani jejak para sahabat Nabi dan Ahlul Bait beliau secara benar, dan tidak berlebih-lebihan,” tutur Kiai Abbas.
Sesibuk apapun urusan dunia kita, kita harus menyediakan waktu untuk belajar menjadi orangtua yang shaleh dan cakap.
“Itulah harga yang harus kita bayar untuk menyelamatkan keluarga kita dari kobaran api neraka yang membara,” tandas Kiai Abbas.
Di akhir kutbahnya, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulsel mengutip sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga hal, dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang berdoa untuknya.” (HR. Abu Dawud dan disahihkan oleh al-Albani)
“Melalui hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa anak yang saleh adalah investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang saleh adalah pelita yang tak padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat. Anak yang saleh adalah sumber pahala yang tak putus meski tubuh kita telah hancur berkalang tanah. Sebaliknya, anak-anak yang tidak saleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan kita para orangtua di akhirat, wal ‘iyadzu billah,” kata Kiai Abbas.
Belasan Ribu Jamaah
Pelaksanaan Shalat Ied di Halaman Kampus Unismuh, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sabtu, 09 Juli 2022, dihadiri belasan ribu jamaah, termasuk sejumlah akademisi dan politisi.
Akademisi yang hadir antara lain Prof. Ambo Asse (Rektor Unismuh Makassar, Ketua Muhammadiyah Sulsel), Prof. Irwan Akib (Direktur Program Pascasarjana Unismuh Makassar), Prof. Zakir Sabara (Guru Besar Universitas Muslim Indonesia Makassar), Prof Ridwan (Guru Besar Universitas Negeri Makassar).
Politisi yang hadir antara lain Ashabul Kahfi Djamal (Anggota DPR RI / Fraksi PAN), Usman Lonta (Anggota DPRD Sulsel / Fraksi PAN), Jamaluddin Jafar (Sekretaris DPW PAN Sulsel), Hamzah Hamid (Ketua PAN Makassar/Anggota DPRD Makassar).
Juga hadir Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar / mantan Wakil Walikota Makassar, Dr. Syamsu Rizal MI, Direktur PT Prima Karya Manunggal, Abdul Rachmat Noer, Sekretaris KAHMI Sulsel, Hidayat Muallim, Ketua Peradi Makassar, Jamil Misbach, serta Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unismuh Makassar, Kamaruddin Moha.
Jamaah memadati halaman Unismuh mulai dari depan kantor rektorat lama, lapangan parkir depan FKIK, halaman Pascasarjana, halaman FKIP, pelataran Balai Sidang Muktamar 47, hingga lantai 1 dan lantai 2 Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh. (asnawin)