PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -
Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) memfasilitasi bincang media yang dilakukan oleh media online Nusantarachannel.co, di Pusat Pengembangan Potensi Masyarakat Komunitas Anak Pelangi di Jl Dg Tata III Lr Daeng Jakking, Makassar, Sabtu (16/7/2022).
Bincang media bertajuk Jurnalisme Warga bertema Menulis Berita Itu Mudah ini menghadirkan Direktur Pusdiklat JOIN Zulkarnain Hamson dan Pemimpin Redaksi media online makassarchannel.com M Rusdy Embas sebagai pemateri.
Belasan peserta, jurnalis dan anggota binaan Komunias Anak Pelangi, mengikuti perbincangan yang berlangsung sekira dua jam itu. Diawali pembacaan ayat suci Alquran dan lantunan puisi.
Direktur Utama Nusantarachannel.co Rusdin Muchtar dalam sambutan pembukaan berharap, bincang media memberi pencerahan buat peserta.
Zulkarnain Hamson dalam paparannya mengatakan, kehadiran jurnalisme warga tak bisa dipandang enteng. Fakta menunjukkan, pengaruhnya yang sangat luar biasa sejak munculnya media sosial. Dia memberi contoh, skandal Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.
āSkandal presiden di Amerika Serikat terbongkar dari warga yang membuat laporan terkait skandalnya, namun kita juga harus berhati-hati menggunakan media sosial seperti Facebook. Karena di media sosial itu dapat membaca kecendrungan kita akan sesuatu,ā katanya.
Dia juga mengatakan, āApabila kita cenderung membuka berita terkait sesuatu, maka mesin pencari akan memberikan pilihan terkait kecenderungan pilihan kita biasanya. Jadi hati-hati Ki.ā
Mantan Wakil Rektor di Universitas Indonesia Timur ini menguraikan perbedaan antara jurnalis dengan jurnalisme warga. Salah satunya, jurnalis itu merupakan pekerja media, sedangkan jurnalisme warga bukan pekerja media.
Sementara itu, Rusdy Embas membahas kiat-kiat menulis sehingga menulis itu menjadi mudah.
āDan intinya, sebagai filter terbaik untuk tulisan kita adalah, setelah menulisnya jangan langsung diposting, tetapi baca ulang dan resapi apa dampak berita yang akan disiarkan itu. Singkatnya, menulislah dengan hati,ā katanya.
Mantan Sekretaris Redaksi Tribun Timur itu mengatakan juga, kritikan yang dilakukan melalui tulisan, sebisa mungkin tetap menggunakan kalimat yang santun. Pilih diksi yang tepat agar yang dikritisi tetap merasa nyaman membaca beritanya.
Rusdy mengingatkan, juga agar jurnalis lebih bijak memilih narasumber yang akan diwawancarai, khususnya terkait berita kontrol.
āHindari memilih atau memaksakan narasumber, hanya untuk menyesuaikan berita yang sudah didesain, karena itu bisa mengaburkan fakta yang sebenarnya,ā kata Rusdy yang juga Pemimpin Perusahaan media online pedomanrakyat.co.id itu.
Di ujung perbincangan, tuan rumah acara yang juga founder Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Rahman Rumaday, mengaku sangat terkesan terhadap materi yang disampaikan pembincang.
āTadi itu, daging semua Om. Serius ini, karena saya pernah mengadakan pelatihan jurnalistik dan materi yang dibawakan tidak seperti tadi,ā kata Rahman beranalogi.
Bang Maman sapaan akrab Rahman Rumaday mengatakan juga, āMateri yang disampaikan kedua pemateri itu sangat mahal sekali bagi saya dan saya yakin semua peserta setuju karena hal-hal tadi baru semua bagi kami.ā
Kendati memuji, Bang Maman mengaku, menyimpan kekecewaan karena masih banyak yang belum terungkap dari pemateri, khususnya teknis menulis berita yang baik.
āCuma saya agak kecewa, karena waktunya sangat singkat dan belum mengajarkan langsung praktiknya. Tadi itu cuma teori, teknik penulisan belum disampaikan,ā protesnya.
āSaya akan menagih ke penyelenggara agar membuat kelas khusus penulisan. Saya yakin, para peserta juga berpikiran sama dengan saya. Jadi harus ada kelas khusus ini, Om,ā tegasnya.
Hal senada disampaikan Pelatih Tapak Suci Putra Muhammadiyah Cabang Parangtambung, Hermanto.
Pria berkacamata yang akrab disapa Kak Anto mengatakan, āMateri dan pematerinya keren, tapi tidak ada praktiknya bela. Paccei. Coba langsung praktek tadi, sempurna ki itu.ā
Hadir dalam acara itu, Direktur Nusantarachannel.co Saniati, Sekretaris JOIN Sulsel Sudarman Djony, Komisaris KataDia Adnan Ahmad, Pelatih Tapak Suci Putra Muhammadiyah Cabang Parangtambung Hermanto, Ketua LBH Pekat IB Andi Akbar, dan beberapa mahasiswa.***