Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Manusia kadang tidak menyadari bahwa rezeki yang diperolehnya lebih baik daripada orang sekitarnya. Di balik ketidaksadarannya tersebut itulah, muncul perasaan kalau seseorang memiliki kelebihan yang tidak ia miliki. Di sinilah terkadang lahir perasaan dengki yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri.
Lebih parahnya lagi adalah, sikap dengki dapat menjadi pangkal kesengsaraan bagi seseorang yang memendam sikap tersebut. Perasaan benci kepada orang lain, bisa saja dikarenakan melihat kebahagiaan atau kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.
Sebagaimana ditulis di atas, terkadang seseorang diberi kebahagiaan, namun mereka merasa bahwa kebahagiaan yang mereka miliki, tidak sebaik yang dimiliki oleh orang lain. Tak heran muncul pepatah the grass over the fence always look greener.
Perasaan tak berdasar bahwa orang lain selalu lebih bahagia dari pada diri sendiri akibat rasa rendah diri, namun yang paling parah dari hal tersebut adalah, ketidakmampuan mensyukuri nikmat Allah SWT atas segala karunia yanh telah diberikan-Nya.
Lebih tegas, kedengkian muncul akibat ketidakmampuan seseorang mensyukuri nikmat Allah SWT. Padahal Allah SWT sudah mengingatkan dalam QS 14: 7, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu pandai bersyukur, maka pasti Allah SWT akan menambah nikmat-Nya kepadamu, dan jika engkau mengingkari nikmat Allah SWT maka ketahuilah bahwasanya siksa Allah SWT amat pedih.”
Seseorang yang pandai bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya, maka apapun yang ada padanya maka akan senantiasa membawa kebahagiaan. Tapi sebaliknya, jika seseorang tidak pandai bersyukur, apalagi inkar kepada ni'mat Allah SWT, maka perasaan kurang beruntung pada jiwa mereka akan menjadi sumber kesengsaraan.
Satu dan lain hal, membuat seseorang sangat mudah cemburu, iri hati, dan dengki kepada orang lain. Terkadang seseorang merasa bahagia atas penderitaan yang dialami oleh orang lain, dan merasa sengsara ketika melihat orang lain berbahagia.
Kesengsaraan akan semakin menjadi- jadi ketika kedengkian yang dimiliki oleh seseorang membuatnya bertindak hanya sekadar hendak mengalahkan orang lain. Tindakan tersebut bukan merupakan tindakan sejati, tindakan tak sejati mustahil membawa kebahagiaan.
Untuk menangkal sifat dengki, seseorang harus senaantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT, terutama diri penulis dan pembaca budiman. Allah A'lam.***
Makassar, 17 Juli 2022