PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Senin (18/07/2022) siang, tiba-tiba saja di jalan masuk ke Masjid H.M.Asjik di Jl. Andi Pangeran Petta Rani dijaga Polisi Militer (PM). Para tamu masjid yang menggunakan kendaraan dan hendak menunaikan salat zuhur di masjid itu diarahkan masuk melalui pintu keluar masjid.
Wartawan media ini baru dapat menduga bahwa yang ditunggu adalah petinggi Kodam XIV Hasanuddin. Itu baru diketahui ketika melihat banyak tentara berseragam di depan masjid peninggalan pengusaha H,M.Asjik tersebut.
Rupanya, yang ditunggu, Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa, SH, MH, pria kelahiran 7 Agustus 1964, yang sejak 31 Januari 2022 menjabat Panglima Kodam XIV Hasanuddin, menggantikan Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno yang sejak 21 Januari 2022 mengemban amanat sebagai Dosen Tetap Universitas Pertahanan (Unhan).
Jenderal yang pernah menjabat Kepala Staf Kodam XIV Hasanuddin (2020-2021) ini tiba di dalam masjid beberapa menit sebelum salat zuhur dimulai. Mengenakan kopiah hitam, cucu Raja Bone ke-32 Andi Mappanyukki ini langsung menempati shaf pertama.
Usai salat zuhur, Lurah Buakana Rachmad Hidayat menyampaikan sambutan singkat yang berisi terima kasih atas kunjungan Pangdam XIV Hasanuddin ke masjid di wilayah kerjanya. Lurah tidak sendiri hadir menunaikan salat berjamaah di Masjid H.M.Asjik. Ada juga pejabat dari Kantor Kementerian Agama Kota Makassar dan Dinas Tenaga Kerja.
“Dari dulu, saya selalu salat lima waktu secara berjamaah. Di mana pun berada, saya selalu berusaha salat berjamaah di masjid,” kata Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa begitu tampil menyampaikan arahannya sebagaimana diminta panitia masjid. Kehadirannya di masjid ini, selain bernostalgia, juga ingin bersilaturahim jamaah.
“Ketika SMA dulu, saya sering melewati masjid dan singgah salat di sini,” ujar mantan Panglima Divisi Infanteri-2 Kostrad (2021-2022) tersebut yang hadir di masjid tersebut bersama sejumlah stafnya.
Suami dari Amelia Arisanti ini mengungkapkan, dulu dia tinggal di Jl. Kumala 160 Makassar yang dikenal dengan Ballalompoa. Mayjen TNI Andi Muhammad menjalani pendidikan SD di Jl. Jongaya, tidak jauh dari rumah adat Makassar, tempat dia tinggal bersama ayahnya Andi Bau Datu Sawa, yang tidak lain dari anak Andi Mappanyukki, Raja Bone XXXII.
Rumah tersebut merupakan bekas Istana Kerajaan Gowa XXXIV Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembang Parang kemudian dialihkan kepada putranya, Andi Mappanyukki, kakek sang Jenderal.
“Di mana pun berada, saya selalu berusaha melaksanakan salat berjamaah,” ujar Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa dalam arahannya yang terkadang diselingi dengan bahasa Makassar.
Jenderal dua bintang ini, setamat SMA Negeri 2 Makassar, melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1984 dan tamat pada tahun 1988.
“Sejak masuk Akademi Militer, 38 tahun kemudian saya baru bisa menjabat Panglima Kodam yang penuh dengan perjuangan,” ujar jenderal yang sudah pernah menandangi sejumlah negara, seperti Turki, Siria, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, Brunei Darussalam, dan lain-lainnya.
Ia mengingatkan para jamaah, hendaknya bersyukur tinggal di Indonesia dan Sulawesi Selatan khususnya yang selalu dalam kondisi aman. Berbeda dengan banyak negara yang dilanda perang saudara seperti di Siria dan tetangganya.
Tidak hanya itu, penduduk bumi yang sedianya hanya layak dihuni 7 miliar jiwa, kini malah sudah disesaki penduduk 9 miliar. Jadi, dua miliar jiwa kelebihannya mengalami kesulitan tempat tinggal, lebih khusus lagi dalam pemenuhan bahan makanan. Oleh sebab itu, pada sejumlah negara Barat saat ini kesulitan mencari makan.
“Kita harus bersyukur, negara kita ini aman dan bahan makanan tersedia sangat cukup. Marilah kita menjaga kondisi yang baik ini dengan tetap saling menjaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan antarsesama,” harap Staf Khusus Kasad (2019-2020) tersebut.
Sang Jenderal juga mengharapkan agar sesama pemeluk agama Islam tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Kita semua bersaudara dan tidak boleh saling membenci dan bermusuhan.
“Nabi Muhammad SAW sebagaimana di dalam Piagam Madinah membuat perjanjian formal antara dirinya dengan suku-suku dan kaum penting di Madinah,” ujar Pangdam XIV Hasanuddin.
Piagam Madinah mengandung nilai-nilai demokrasi, antara lain persamaan, kebebasan, hak asasi manusia, musyawarah, dan toleransi. Di dalam Piagam Madinah itu, Rasulullah sudah mengajarkan pentingnya pendidikan akhlak.
Pangdam XIV Hasanuddin mengajak jamaah dan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya tetap menjaga kebersamaan, persatuan, dan kesatuan sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Usai memberi arahan, mantan Komandan Kodim Bontang dan Kepala Staf Korem 091 Aji Surya Natakesuma itu berfoto bersama dengan para jamaah. Bahkan ada seorang ibu disertai anaknya yang juga ikut salat zuhur di Masjid H.M.Asjik tidak mau ketinggalan berswafoto dengan mantan Asisten Intel Kodam XII Tanjungpura Pontianak (2010) tersebut. (MDA)