Dengan tenang, Abu Nawas menjawab, “Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya.”
Harun al-Rasyd tidak mengerti dan bertanya, “Pintu apa?”
Dengan mantap Abu Nawas menjawab, “Pintu alam akhirat.”
Abu Nawas melanjutkan, “Pintu yang hamba maksud adalah pintu alam akhirat (kiamat). Masing-masing alam memiliki pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu akan barzakh adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat terlebih dahulu.”
Mendengar penjelasan Abu Nawas, Harun al-Rasyd terdiam. Di sela- sela kebingungan Baginda Harun al-Rasyd, Abu Nawas bertanya, “Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?”
Harun al-Rasyd tidak mampu menjawab dan terdiam seribu bahasa. Melihat Harun al-Rasyd tidak mampu berkata- kata, Abu Nawas pamit meminggalkan istana. Allah A’lam. ***
Makassar, 26 Juli 2022