Sepintas lalu, sepertinya ada suatu kontradiksi; jika masing-masing individu ini bersifat fitri dan hanif, lalu mengapa seseorang tidak cukup dengan dirinya sendiri? Mengapa masih perlu dan wajib, mendengar orang lain?
Jawabnya ialah, karena walaupun manusia bersifat fitri dan hanif, namun manusia juga memiliki kelemahan dan keterbatasan. Ini membuat manusia tidak mungkin pasti dan selamanya baik dan benar. Hanya saja, manusia memiliki potensi untuk baik dan benar.
Maka untuk membuat potensi baik dan benar itu menjadi aktual baik dan benar, seseorang dianjurkan untuk tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri saja. Jika seseorang menganggap dirinya yang paling benar, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai sifat tak tahu diri dan sombong.
Seseorang harus menyertai orang lain dalam mencari kebenaran, dan itulah musyawarah. Musyawarah sangat dibutuhkan dalam membincang dan menyelesaikan kebutuhan orang banyak.
Satu kata bijak yang amat populer, “Pangkal kebijaksanaan adalah musyawarah.’ Ungkapan inilah yang menjadi landasan dalam sila ke empat dari Pancasila. Allah A’lam. ***
Makassar, 29 Juli 2022