PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Taruna dan dosen Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim) melakukan kuliah lapangan dan kampanye Budaya K3 di PT Industri Kapal Indonesia (Persero), Jl Galangan Kapal, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Kamis (28/07/2022).
Sebanyak 48 orang taruna tingkat dua dan dosen pembimbing dari Prodi D4 Transportasi Laut, hadir dalam kegiatan di badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Kunjungan itu diawali dengan pengenalan, penerimaan dan pengarahan dari manajemen PT IKI Makassar di aula galangan kapal milik pemerintah itu.
Tampak hadir Sekretaris Perusahaan PT IKI (Persero) Zulkaedi Rahim, SE, MM, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) Ir. Yusni Ermita Saleh, MM, Manajer K3 dan Lingkungan Hidup Akbar Nur Asman, SH, dan Manajer Dok, Askari Mukhtar.
Zulkaedi Rahim mewakili jajaran direksi menyebutkan, PT IKI Makassar secara reguler memang menerima kunjungan dari pihak luar. Terutama dari sekolah hingga perguruan tinggi.
“Saat ini kami juga menerima mahasiswa untuk kerja praktik. Ada dari ITS, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan, dan banyak lagi,” ungkap Zulkaedi.
“Tugas kami, sebagaimana penegasan menteri BUMN, bahwa kita harus turut ambil bagian dalam pencerdasan kehidupan bangsa,” lanjutnya.
Apalagi hal itu, kata Zulkaedi, sesuai dengan amanah UU 1945. “Sebagian bunyinya, kemudian daripada untuk membentuk yang melindungi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada sekat, suku bangsa agama. Kita adalah satu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zulkaedi menambahkan, posisi PT IKI sebagai BUMN merupakan salah satu industri strategis yang dimiliki pemerintah Indonesia.
Sedangkan Akbar Nur yang merupakan manajer K3 dan LH menegaskan, sesuai tema Kampanye Budaya K3 dan Kepedulian Lingkungan, untuk itu semua taruna-taruni yang hadir harus mematuhi peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
“Ya karena kita ini memasuki area atau lapangan pekerjaan yang sarat dengan risiko dan bahaya. Karena itu, kita harus mengikuti prosedural. Mengikuti SOP yang ada agar terhindar dari bahaya atau zero accident,” kata Akbar Nur.
“Jadi sebelum turun ke lapangan untuk melihat dari dekat fasilitas-fasilitas di PT IKI, adik-adik harus menyamakan persepsi. Terutama terkait zero accident,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Akbar Nur juga menceritakan tentang pengelolaan limbah B3 dan sampah yang ada di lingkungan PT IKI Makassar.
Sampah dari Kapal
Terkait limbah B3 dan sampah tidak boleh sampai terbuang ke laut. Semua di tampung sementara dan nanti akan ada pihak ketiga yang mengangkut Limbah B3 dan petugas kebersihan mengangkut sampah.
“Tentang sampah, sangat banyak sampah dihasilkan dari kapal masuk dok. Contoh KM Sirimau, saat docking beberapa waktu lalu, sampahnya sampai 20 ton. Jadi ini juga menjadi pekerjaan kami untuk membersihkan,” jelas Akbar.
Sementara itu Askari Mukhtar menambahkan, jika di area galangan banyak faktor ancaman dan hambatan.
“Karena sebenarnya di galangan itu, banyak hal-hal yang membahayakan. Kita harus ikuti papan informasi, kalau dilarang, jangan melintas, dan bertindak yang lainnya,” katanya.
Hal yang patut diwaspadai adalah komponen kapal dibuat dari baja, tentu berisiko menginjak potongan besi, serbuk besi rawan di mata, kepala rawan terbentur.
Kemudian alat-alat kelistrikan yang mayoritas dipakai dalam pekerjaan galangan. Tentu ini sangat berisiko jika sampai tersengat listrik. Atau juga gas yang biasa dipakai juga untuk pengelasan tertentu.
“Untuk itu, masuk di galangan harus memakai sepatu safety, pakai helm sebagai pengaman kepala, atau baju rompi. Ini bagian dari alat pelindung diri,” ujar Askari.
Salah seorang taruna bertanya tentang posisi sewage di kapal terkait pencemaran lingkungan laut. Askari mengatakan jika posisi di kapal itu sudah direncakan sejak desain hingga nanti dicek pembangunannya oleh biro klasifikasi kapal (BKI).
“Sewage itu juga sangat penting keberadaannya. Apalagi kapal-kapal penumpang yang mengangkut ribuan orang, tentu wajib ada dan tidak boleh nanti dibuang sembarangan di laut,” jelasnya.
Manager Plat dan Pengelasan Sopyan Chalil menambahkan, dalam kegiatan pemotongan plat dan juga pengelasan di bidangnya, setiap pekerja harus mengikuti prosedur.
“Pada bagian ini, cukup banyak kasus-kasus kecelakaan kerja. Ini tentu harus sesuai SOP pekerjaan. Dan para pekerja juga harus membiasakan dengan budaya K3,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, taruna-taruni berkeliling dari proses pembangunan kapal tug boat yang ada di dok sleep way, proses pengangkatan kapal di sleep way, sistem air bag (balon udara), kegiatan fabrikasi, hingga reparasi kapal Ro-Ro di graving dock atau dok kolam gali.
Mewakili dosen Polimarim, Arif Fuddin Usman sebagai penanggung jawab menyebutkan, jika kuliah lapangan sangat dibutuhkan taruna-taruni. Terutama pengalaman melihat benda-benda yang selama ini hanya dipelajari di bangku kuliah. (arifuddin usman)