Demikianlah kota masa lalu — dalam penampilannya jauh, walaupun sebenarnya dekat — terlihat, walaupun sedikit, melalui awan gelap.
Kemudian kehidupan memberikan isyarat kepadaku dan mengatakan, “Ikutilah aku. Kita telah bermalas-malas terlalu lama di sini,” dan Aku menyahut, “Ke mana kita akan pergi, kehidupan?
Kehidupan berkata, “Kita akan pergi ke masa depan.” Dan aku berkata, “Kasihanilah aku, kehidupan, aku letih, dan kakiku terluka serta kekuatanku sudah habis.”
Tetapi kehidupan menyahut, “Berjalanlah terus, temanku. Bermalas-malas adalah sikap pengecut. Tetap selamanya menatap kota masa lalu adalah kebodohan. Teruslah bergerak menatap hari esok yang lebih baik.” Allah A’lam. ***
Makassar, 13 Agustus 2022