Dalam masyarakat, biasanya terjadi seseorang dengan dorongan kemauan baik hendak berbuat suatu kebaikan, namun hasilnya justru merugikan orang lain. Maka orang tersebut, karena kemauan baiknya, mungkin akan tetap mendapatkan pahala di akhirat nanti; tapi karena pengetahuannya, kemauan baiknya sendiri yang dia laksanakan secara tidak benar akibat tiadanya ilmu padanya, mungkin saja dia malah akan membuat sesamanya celaka.
Oleh karena itu, Allah SWT menegaskan dalam QS 58: 11, bahwa keunggulan akan diberikan Allah SWT kepada mereka yang beriman dan berilmu. Jadi, tidak beriman saja tanpa ilmu, dan juga sebaliknya tidak berilmu tanpa iman.
Kesatuan antara iman dan ilmu dalam Islam menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan di zaman klasik era kejayaan umat Islam.
Ibadah sangat diperlukan, tapi dia harus berdasarkan sesuatu yang potensial masuk akal, bukan dongeng atau mitologi. Allah SWT mengingatkan akan kualitas orang beriman, “Jika diingatkan akan ayat-ayat Tuhan mereka, tidak tunduk sebagai orang yang tuli dan buta. QS 25: 73.
Menurut A. Hasan, orang beriman tunduk kepada Allah SWT dikarenakan mereka menggunakan pikiran mereka. Allah A’lam. ***
Makassar, 21 Agustus 2022