Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Setiap kali Khalifah Ustman ibn Affan melewati suatu kuburan, beliau berhenti sejenak, merenung, dan menangis hingga air mata membasahi pipinya.
Melihat kelakuan Ustman, salah seorang sahabat memberanikan diri bertanya, ā€¯Wahai Ustman, mengapa Anda menangis, hanya karena melihat kuburan, sementara ketika berbicara tentang surga, neraka, dan adzab neraka Anda tidak menangis?ā€¯