“Walau tidak memiliki dinding, tempat tersebut kami akali dengan memasang bambu yang ditata sedemikian rupa sehingga displaynya kelihatan cantik,” jelasnya.
“Di lorong unggulan kami, di samping kantor lurah ini. Sepanjang lorong tersebut banyak tembok dan hampir seluruhnya kami mural serta memiliki ‘space’ untuk ditaruh tanaman-tanaman hias,” imbuh mantan Lurah Butung ini.
Menurutnya lagi, di Longwis itu, intinya adalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tempat tersebut bisa berputar dan berkembang, sehingga teknis penataannya harus bagus yang berujung pada banyaknya wisatawan yang datang.
Kelurahan Masale ini merupakan cerminan bagi Kelurahan lainnya di Kecamatan Panakukang, bahkan di Kota Makassar Pasalnya, kelurahan ini sebagai penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bukan hanya itu, Kelurahan Masale juga menciptakan retribusi tertinggi se Kota Makassar.
“Jika dikaitkan dengan Longwis, hal ini bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan, di sini kan sudah ada mall, outlet-outlet makanan dan lainnya di sepanjang jalan ditambah lagi dengan adanya Longwis, tentunya perputaran ekonomi semakin kencang di wilayah ini,” kata Zamhir.
Zamhir menambahkan, kalau Longwis ini sudah berjalan efektif, pastilah ada peningkatan-peningkatan PAD. Di Kelurahan ini, tingkat ekonomi masyarakatnya menengah ke atas sehingga dampaknya kepada masyarakat itu sendiri.
Program ini menyentuh dan melibatkan semua kalangan, mulai tingkat bawah hingga atas. Dengan adanya kegiatan ini yang di dalamnya sudah mencakup program Wali Kota dan wakilnya (Danny-Fatma, red), ekonomi masyarakat bisa lebih meningkat lagi.
“Khusus di kelurahan ini, program tersebut berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarakat,” pungkas Zamhir Islami Rahman. S.STP.(Hdr)