Kemudian, Prof. Hasanah, menuturkan, lulusan yang memiliki jiwa enterpreneur, pastilah memiliki karakter kewirausahaan, yakni memiliki pribadi yang Disiplin, Jujur, Aktif, Kreatif dan Produktif (DJAKIP).
“Maka, membangun jiwa enterpreneur sangat penting dilakukan untuk memperkuat karakter kewirausahaan dan mengjasilkan sumber daya manusia yang unggul. Maka diharapkan kepada setiap penyelenggara pendidikan vokasi dan kejuruan dapat melakukan inovasi pembelajaran melalui teaching factory dan melakukan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri,” imbuhnya.
Selanjutnya, selaku pembawa orasi ilmiah kedua, Prof. Dr. Purnamawati, MPd, memaparkan materinya yang berjudul ‘Pembelajaran Berbasis Teaching Industry untuk Menumbuhkan Critical Thinking Skill dan Kemampuan Kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan’.
Diungkapkan, pembelajaran berbasis teching industry, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi peserta didik dalam menghadapi perkembangan industri 4.0, yang mencakup kemampuan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligent (AI), robotika, cloud computing, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan sebagainya.
“Salah satu upaya penerapan teacing industry di sekolah maupun perguruan tinggi adalah dengan mengadakan sebuah perangkat atau alat peraga atau trainer kit, yang berfungsi sama dengan peralan di dunia industri. Pola pembelajaran yang diterapkan, haruslah berbasis projek, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, meski dilakukan di laboratorium. Namun, ini juga harus ditunjang dengan kompetensi tenaga pendidiknya,” ungkap Ketua Prodi S3 Pendidikan Vokasi Keteknikan (PVKT) PPs UNM ini.
Untuk itu, lanjutnya, pembelajaran teaching industry merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan kerja. Karena model pembelajaran ini, memiliki konsep dasar pemindahan sebagian proses pendidikan dan proses industri ke dalam desain pembelajaran.
“Ini memungkinkan melahirkan sumber daya manusia bisa bersain secara global. Selain itu, pembelajaran berbasis teaching industry, mampu mendekatkan proses kerja dengan kondisi sebenarnya di dunia industri,” tutupnya.
Kegiatan ini dihadiri Ketua Senat Dr. Sulaiman Samad, MSi, berserta anggota senat UNM, Ketua Majelis Professor, Prof. Dr. Ir. Jasruddin Malago, MSi, beserta seluruh anggota majelis Profesor UNM, para Wakil rektor, Dekan Fakultas di lingkup UNM, Direktur Pascasarjana UNM, para ketua lembaga UNM, para Kepala Biro UNM, Ketua SPI UNM, para Kepala UPT, para Ketua Prodi, Ketua Dharma Wanita UNM, Hj. Sriyani Husain, mahasiswa, serta undangan lainnya. (*)