Oleh : H. Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Penyakit jiwa ini adalah ujian terberat yang Allah SWT kirimkan kepada manusia untuk mengingatkan bahwa mereka tidak akan mengejar-ngejar segala yang jasmaniah dan melupakan warisan kemalaikatan mereka.
Para malaikat selalu mengingat Allah SWT. Jika mereka berhenti, mereka dengan serta-merta akan berhenti hidup. Demikian pula, manusia diperlukan untuk mengingat Yang Maha Pencipta segala yang melingkupi mereka agar mereka hidup dalam kebahagiaan dan bersyukur.
Allah SWT memerintahkan malaikat untuk melayani mereka yang mengingat-Nya dan memerangi mereka yang melupakan-Nya. Ini bukan untuk menghukum mereka tetapi untuk menolong dan membenarkan mereka.
Bayi dan anak-anak menangis ketika mereka diberikan obat pahit. Orang dewasa mengetahui kebutuhan mereka akan energi kemalaikatan dari kebajikan dan keindahan. Jika mereka memilih mengabaikan kebutuhan semacam ini, mereka diperingati melalui obat depresi. Yang kemudian disebut pengaruh dari goncangan kepada sistem dari mereka yang melupakan Allah SWT Maha Pencipta kebajikan dan keindahan.
Karakteristik sebuah sifat kemalaikatan adalah bisa menjadi makanan dan tinggal di dalam zikir kepada Allah SWT. Sebaliknya, sifat yang kasar tidak bisa menjadi makanan bagi orang lain selain dari hewan atau tidur tanpa melepaskan kesadaran mereka.
Ketika manusia lupa mengingat Allah SWT, selama periode yang panjang, karat bertambah di hatinya. Depresi mengendap dan melankolis menemukan rumah tetapnya.
Inilah mengapa Nabi SAW mengatakan, “Segala sesuatu ada semirnya, dan semir hati adalah zikir kepada Allah SWT.”
Depresi adalah penyakit hati dan jiwa yang menjadi mungkin hanya melalui ketidakpedulian. Hati yang waspada menjaga kepercayaan dan harapan, serta iman, dan menempati gerbangnya sebanyak malaikat pelindung. Ia tidak pernah mengizinkan kegelapan depresi dan keraguan untuk masuk.
Hati manusia adalah harta benda yang berharga. Banyak pencuri bersembunyi di bayang-ayang sekelilingnya siap-siap merampok dan merampasnya. Para pencuri tidak akan masuk ke rumah kosong. Bagaimanapun, jika pemilik harta benda tersebut kawan Allah SWT, harta benda tersebut akan dilindungi. Para pelindungnya diberi makan dan dibayar dengan mata uang iman dan zikir.
Jika tidak ada iman, tidak ada pelindung. Tanpa pelindung, pintu-pintu istana terbuka ke arah yang tidak diinginkan. Allah SWT berfirman dalam Q. S. 17: 70, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.” Allah A'lam. ***
Makassar, 28 Agustus 2022