Kisah Perjalanan Sukri Abbas Lurah Maccini Parang Hingga Wisata Lorong (Bagian Dua)

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Rachim Kalo

PADA bagian satu yang telah di publish media ini, Sukri Abbas, S.Sos (Lurah Maccini Parang) bercerita kisah perjalanannya menjadi seorang Aparat Sipil Negara (ASN). Di segmen ini, dia pun bertutur awal menjadi lurah diperhadapkan perang kelompok antar warga Kelurahan Karuwisi dengan warga jalan sepakat dengan sosialisasi ‘Jagai Anakta” dan intens membenahi tujuh lorong sebagai ikon “wisata lorong”.

Di Kelurahan Maccini Parang jumlah penduduk 5.549 orang dengan tingkat pendidikan menengah ke bawa. Tentu dalam berinteraksi dengan warga, diperhadapkan pola pikir yang berbeda-beda. Dan itu yang dirasakan seorang Sukri Abbas.

Pada awal menjabat terjadi perang kelompok antar warga Kelurahan Karuwisi dengan warga jalan sepakat. Sekalipun bukan masyarakat Maccini Parang sebagai pelaku perang itu, tapi akibat insiden tersebut salah satu warganya menjadi korban – meninggal dunia kena busur.

Tokoh pemuda di Kelurahan Maccini Parang waktu itu sepakat untuk membalas dendam, namun dilerai dengan pendekatan-pendekatan mediasi.

“Alhamdulillah pendekatan-pendekatan yang kami lakukan, mediasi bersama Kapolsek, Danramil, Pemerintah Kecamatan Makassar, Kelurahan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh pemuda dalam waktu yang tidak terlalu lama, perang tidak meluas,” kenang Sukri.

Mengapa dendam itu redam, karena komitmen masyarakat jika pelaku cepat tertangkap maka kita (warga) menganggap persoalan ini selesai. Sejak itu, perang kelompok usai.

Sejalan dengan “Jagai Anakta” adalah program yang memberikan edukasi pada orang tua agar anak menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat serta menjadi tugas bersama untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa.

“Kita rajin mengedukasi warga ke orang-orang tua untuk menjaga anaknya supaya tidak terlibat ke hal-hal yang negatif. Apalagi warga kami sebagian besar kaum marginal yang rata-rata mereka kerjanya buru,” ujar Sukri yang siang itu terlihat semangat ketika membicarakan wilayah kerjanya.

Baca juga :  Siswa UPT SMPN 5 MaritengngaE Sambut Gembira dan Bahagia Pelaksanaan Porseni di Sekolah

Program ini telah dilakukan sosialisasi melalui RT-RW dengan pendekatan-pendekatan ke warga. Untuk mengantisipasi jika ada warga saling bertikai, dengan mudah dilakukan mediasi. “Kolaborasi justice” – artinya tidak semua persoalan hukum itu yang ada di masyarakat tidak harus sampai bagian hukum.

“Alhamudillah kita musyawarahkan lewat mediasi dengan melibatkan Binmas, Babinsa, tokoh-tokoh masyarakat,”sambung Sukri Abbas. (*)(bersambung)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

PERMATA Malang Gelar FGD dan Pertunjukan Budaya, Soroti Pemberdayaan Masyarakat Adat Tanimbar di Tengah Proyek Blok Masela.

PEDOMANRAKYAT, MALANG - Persatuan Mahasiswa Tanimbar (PERMATA) Malang menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Pertunjukan Budaya bertajuk...

Dua Desa di Tomoni Timur Salurkan BLT Dana Desa Tahap III

PEDOMANRAKYAT, LUTIM — Pemerintah Desa Alam Buana dan Cendana Hitam, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, menyalurkan Bantuan...

Di Balik Legalitas Semu Tambang Maros, Warga Jatuh, Lingkungan Rusak

PEDOMANRAKYAT, MAROS — Aktivitas tambang galian C di Desa Pattontongan, Dusun Bangun Polea, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, ternyata...

Kodam XIV/Hasanuddin Kerahkan Ratusan Prajurit Ringankan Derita Korban Puting Beliung

PEDOMANRAKYAT, GOWA – Kodam XIV/Hasanuddin bergerak cepat merespons bencana angin puting beliung yang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan,...