Hilangkan Stres dengan Berkebun, Tim PKM Unhas Gandeng YKAKI Makassar Adakan Gardening Theraphy

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Gardening Theraphy atau terapi berkebun adalah sebuah program terapi yang dirancang oleh Tim PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) dari Universitas Hasanuddin untuk mengurangi rasa stres dan kejenuhan yang dialami anak penderita kanker.

Program ini telah dijalankan sejak Bulan Juni hingga September 2022 di YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) Makassar. Kegiatan yang dilakukan didasarkan pada Teori Psiko Evolusi perspektif Ulrich yang menyebutkan bahwa interaksi dengan alam hijau dapat memberi efek teraupetik yang berdampak positif bagi emosi.

Bukan hanya itu, dalam 77 studi serupa yang dilakukan di berbagai negara termasuk Jepang, Amerika Serikat, Brazil, Korea Selatan dan berbagai negara lainnya juga membuktikan bahwa kegiatan berkebun dapat merekonsiliasi pikiran dan mental para penderita penyakit kronis.

Hasil dari studi-studi tersebut kemudian dijadikan pedoman utama untuk menurunkan kejenuhan dan kecemasan bagi anak penderita kanker di YKAKI Makassar.

Program ini dijalankan oleh lima orang mahasiswa Universitas Hasanuddin yaitu, Rizqy Ashabul Yamin, Muhammad Nurichsan Gazali, Muhammad Iqbal Amin, Muhammad Thalib dan Nurul Wahyuni dengan dosen pendamping yaitu Nurjannah Abdullah, SIP, MA.

Sebelum melangsungkan program, dilakukan beberapa persiapan seperti melengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan, konsultasi dengan dosen pendamping dan pembuatan mini-garden.

Mini-garden yang dimaksud merupakan greenhouse sederhana berisi instalasi hidroponik dengan tanaman sayuran. Selain itu, disediakan pula tanaman hias dalam pot untuk menambah nilai estetika dari mini-garden.

Untuk proses penanaman, perawatan hingga panen dilakukan oleh anak penderita kanker dan orang tuanya. Dengan melakukan kegiatan seperti menanam, merawat dan memanen tanaman, maka interaksi antara anak sebagai subjek terapis dengan tanaman sebagai media terapis, sehingga stres, kecemasan dan kejenuhan yang dialami oleh anak penderita kanker dapat berkurang.

Baca juga :  Belajar dari Industri: SMK 1 Pangkep Terapkan Profil Pelajar Pancasila Lewat Kunjungan ke Semen Tonasa

Setelah melakukan kegiatan berkebun, anak-anak mengakui bahwa mereka senang terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Anak-anak dan orang tua bahkan sangat ingin untuk kembali berkebun walaupun program telah selesai dilaksanakan.

Manfaat yang dirasakanpun bukan hanya dari segi psikologis saja, namun program ini juga bersifat ekonomis karena dapat menjadi sumber pangan sayur sehat non-pestisida dan bergizi bagi anak penderita kanker. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Apel Siaga Nataru, PLN Sinjai Fokus Jaga Keandalan Jaringan Listrik

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Dalam rangka memastikan keandalan dan kontinuitas pasokan listrik selama perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru...

Diduga Truk Material Kelebihan Muatan, Pasir dan Kerikil Berserakan, Pengendara Motor Terjatuh di Jalan Andi Unru

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Material bangunan berupa pasir dan batu kerikil terlihat berserakan di badan Jalan Andi Unru, Kelurahan...

Mertua Walikota Parepare Amirul I’tikaf Kunjungan ke Masjid Raya Besar Pinrang

PEDOMANRAKYAT, PAREPARE - Untuk menyemarakkan kunjungan Majelis Syuhada di Masjid Raya Besar Kabupaten Pinrang, 26 Desember 2025 mendatang,...

Klarifikasi Humas Unhas dan Pakta Integritas di Pilrek

Oleh: Asri Tadda (Inisiator Solidaritas Alumni Peduli Unhas/SAPU) BEREDARNYA klarifikasi Kepala Bagian Humas Universitas Hasanuddin (Unhas), Ishaq Rahman, terkait dokumen...