Pria kelahiran Kahu Bone 5 Oktober ini menjelaskan bahwa perlu adanya media baru yang membuat masyarakat lebih gampang membuat konten diberbagai platform yang tersedia.
Dia menambahkan cukup banyak jejak-jejak digital yang merugikan atau bahkan menguntungkan, dia menjelaskan bahwa untuk melawan hal negatif maka harus dilawan dengan hal-hal yang positif.
Beliau juga menjelaskan bahwa bagi seorang penulis harus memiliki wawasan luas dan juga memperkuat literasi. Menjadi seorang citizen reporter harus bisa peka dengan lingkungan sekitar “Jangan cuek dengan lingkungan sekitar.” kata doktor sosiologi PPs-UNM ini.
“Seorang citizen reporter harus bisa mengakurasi fakta yang ditulis secara tepat dan harus sesuai dengan fakta yang ada di lapangan,” tandas mantan wartawan politik Harian Pedoman Rakyat ini.
Salah seorang mahasiswa HES angkatan 2019, Muh. Asri Hs kepada media mengatakan, dengan mengikuti kegiatan ini kami bisa mengembangkan bakat sebagai penulis dan kedepannya bisa membuat berita di portal berita dan website prodi HES bisa lebih dikembangkan, kata Asri asal Wajo ini.
Di akhir acara Muhammad Yahya memberikan pesan kepada peserta workshop, menjadi seorang penulis itu harus berani memulai, kata pendiri website Universitas Sawerigading ini.
Moderator workshop, Dr.Fadli Andi Natsif yang juga penulis buku teks ini mengatakan bahwa menulis bukanlah suatu pekerjaan yang sia-sia, tegasnya.
Ketua Prodi HES, Ashar Sinilele pada penutupan acara berharap mulai hari ini lahir penulis yang dapat membantu saya mengelola website prodi, tandas Magister Manajemen PPs-UMI Makassar ini. (*)