Haeruddin Ahar Ikut Serta Jakarta Film Studio

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA -- Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyelenggarakan Kegiatan Produksi Program SLOKA NUSANTARA (seni tutur tradisi) berlangsung dari 02-05 Oktober 2022, di Jakarta Film Studio Jl. Raya Ceger No.1, RT.5/RW.1, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Kegiatan ini diwakil dua orang dari Sulawesi Selatan berdasarkan undangan dari Direktur Perfilman yakni Haeruddin Ahar (Seniman Sineilik) dan Salmiah (Fasilitator Sinrilik).

Hal ini disampaikan Haerudin Ahar usai tampil di hari Selasa (04/10/2022) di Jakarta Film Studio.

Kegiatan disini dari berbagai daerah seperti schedule kegiatan di mulai Day 1/Sabtu, 1 Okt: - Kentrung dan - Massureq (Sulsel), Day 2/Minggu, 2 Okt:- Mocopat, - Ngabuleng, Day 3/Senin, 3 Okt:- Talimaa , - Bekayat dan Day 4/Selasa, 4 Okt:- Sinrilik (Sulsel) - Bebandung.

"Alhamdulillah tugas dan tanggun jawab sebagai seniman sinrilik sudah selesai di acara ini,"ucap Haerudin kepada awak media.

Udin sapaan akrabnya menambahkan, semoga apa yang saya geluti sebagai seniman sinrilik bisa bertahan di tengah-tengah kemajuan teknologi saat ini.

"Terimakasih masyarakat, seniman dan budayawan Sulsel selalu mensupport kami selaku seniman sinrilik,"pungkas Haerudin.

Berikut awak media memperkenalkan Profil Haerudin Ahar menjadi Seniman Sinrilik.

Sinrilik merupakan bentuk seni tutur puitis berirama yang dimainkan oleh penutur Bahasa Makassar. Pun sebagai pertunjukan yang diiringi alunan alat musik berupa kesok-kesok, dan diikuti dengan nyanyian dan aturan ritmik passinrilik yang disesuaikan dengan cerita.

Sejak tahun 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya menetapkan Sinrilik sebagai karya budaya yang telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional Indonesia. (Warisan budaya tak benda menurut UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya suatu tempat adalah praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan atau ketrampilan, serta instrument, objek, artefak, dan ruang budaya).

Baca juga :  Sidak Jajarannya, Pangdam Cek Kesiapsiagaan Satuan Ajendam XIV/Hsn

Di Makassar di kenal beberapa maestro Sinrilik, di antaranya Almarhum Mappaselleng Dg. MaGau, Almarhum H. Sirajuddin Dg.. Bantang dan Syarifuddin Dg. Tutu. Salah satu penerus dari para maestro sinrilik yang masih berkiprah saat ini, Haeruddin Ahar.

Lelaki 51 tahun ini telah mempelajari sinrilik sejak duduk di kelas 4, jurusan karawitan di Sekolah Menegah Karawitan Indonesia (SMKI) Gowa. Udin panggilan akrabnya mengingat pesan salah satu gurunya di SMKI, Almarhum H. Sirajuddin Dg. Bantang, mengatakan “lebih baik kamu mempelajari sinrilik – karena kurang saingan. dibandingkan musik lainnya”. Dianggapnya sebagai guyonan namun nyata benar adanya.

Dari pesan itu Udin termotivasi untuk belajar dan mengasah kemampuannya. Sejak lulus di SMKI tahun 1990, Haerudin tidak melanjutkan pendidikannya. Dia lebih memilih bergabung ke Sanggar Sirajuddin di Katangka Gowa.

Selain basicnya karawitan tentu alat kesok-kesok tidak begitu susah untuk dia pelajari. Begitupun dalam bertutur dari setiap tema untuk diceritakan karena disamping bahan-bahan cerita itu didapatkan di Balai Perpustakaan juga dari naskah tua. Jadilah dia seorang Pansirilik. Beberapa hajatan kesenian dan kebudayaan di Sulawesi Selatan, acapkali dipakai jasanya. Hingga sekarang TVRI Sulawesi Selatan masih memilih dia sebagai pengisi acara tetap “Aprsesiasi Seni”.

Kurang lebih, 30 tahun dia menggeluti profesi sebagai seniman sinrilik, Haeruddin Ahar tetap konsisten sebagai pansirilik. Sudah banyak pertunjukan dari berbagai tema pernah dicertiakan sesuai kondisinya. Isi tema, soal peperangan kerajaan, perekonomian bahkan soal kisah cinta.

Kehebatan seorang pansirilik menurut Haerduddin Ahar yang dia masih ingat menurut cerita Almarhum H. Sirajuddin Dg. Bantang, katanya pada zaman kerjaan lampau, hanya pansirilik yang bisa menegur raja, lewat sentilan-sentilan ceritanya.

Baca juga :  Atlet Triathlon Kodam XIV/Hasanuddin Persembahkan Medali Emas di Kejurnas Triathlon Seri 3 Tahun 2025

Di usianya terbilang setengah abad lebih, dia berharap sinrilik bisa diwariskan ke geneasi muda berikutnya. Warisan yang dia maksudkan tentulah ditujukan kepada “mereka” yang punya kepedulian akan nilai-nilai luhur seni budaya dan mau mempelajarinya. (rk)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Identitas” Unhas Kembali Gelar Dikdas

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Penerbitan Kampus ‘identitas’ Universitas Hasanuddin, Sabtu (11/10/2025) menggelar pendidikan dasar (dikdas) bagi para reporter dan...

Nyalakan Kembali Nama Mayor Thoeng di Hati Makassar

Oleh Arjuna Asnan Amin Alumni Departemen Sejarah FIB Unhas Nama Mayor Thoeng Liong Hoei mungkin belum banyak dikenal oleh...

Akar Rumput Rayakan Kebersamaan Lewat Milad Beruntun Akhir Pekan Ini

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Komunitas Akar Rumput kembali menunjukkan kehangatan dan kekompakannya. Akhir pekan ini, kelompok yang dikenal akrab dan...

PUKAT Sulsel Desak Penegakan UU Minerba, Tambang Ilegal di Maros Ancam Warga dan Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS – Debu merah berterbangan di sepanjang poros Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Truk-truk bertonase besar hilir...