Resensi Buku : PAKDAENGANG, Ikhwal Penamaan Dalam Etnik Makassar

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Judul : PAKDAENGANG, Penamaan dalam Etnik Makassar

Penulis : Dr.Munira Hasjim, SS, M.Hum
Penerbit : Pas Media Yogyakarta
Tahun : 2022
Tebal : 334 halaman
Ukuran : 15 x 23 cm
Jenis kertas : Book paper

JIKA ingin mengetahui perihal PAKDAENGANG sapaan dalam etik Makassar, buku ini dapat membantu. Di dalam buku yang dicetak dalam kertas book paper (kertas buku yang ringan), digambarkan secara komprehensif perihal penamaan PAKDAENGANG tersebut.

Buku ini terdiri atas lima bagian. Bagian yang menjadi inti buku ini ada pada bagian V dengan judul “Permanensi dan perubahan sistem penamaan nama diri dan ‘Pakadengang’ dalam budaya masyarakat etnik Makassar tradisional dan modern”.

Menurut penulis, tidak semua aspek dalam praktik penamaan nama diri dan ‘Pakdaengang’ sebagai penanda identitas dalam budaya masyarakat etnik Makassar yang tradisional dan modern. Tidak semua aspek itu mengalami perubahan.

Sistem penamaan, baik nama diri maupun ‘Pakdaengang’ menurut karakter streotipe pada diri laki-laki yang terkesan kuat, perkasa, petarung, teguh, nasional, pelindung dll. Nama ‘Pakdaengang’ yang identik dengan ini di antaranya Ismail daeng Tona, Abdullah daeng Tunru, Mangangasengi daeng Pasang, Abu Bakar daeng Kulle, Abdul Rasyid daeng Lurang, Muhammad Ali daeng Beta, Syamsuddin daeng Lawa, dll.

Nama diri untuk kaum perempuan sering diidentikkan dengan karakter kewanitaan yang melekat, seperti lemah lembut, halus, cantik, manis, dll. Nama yang identik dengan ini misalnya Rosi daeng Bau, Zainab daeng Sabbe, Rahmatia daeng Baji, Aminah daeng Ngugi, Fatimah daeng Ngai, Halimah daeng Ti’no, Kurniati daeng Kanang, Hadijah daeng Te;ne, dll. Masyarakat Makassar dapat membedakan jenis kelamin seseorang berdasarkan nama diri dan ‘Pakdaengang’ yang digunakan.

Yang tidak kalah menarik dari spesifik dari buku ini adalah nama yang berdasarkan unsur dan wujud penggunaannya. Misalnya saja berdasarkan nama bilangan, kita akan mengenal orang dengan sapaan Daeng Se’re (satu), Daeng Sirua (dua), dan Daeng Situju (Tujuh). Ada juga nama yang berhubungan dengan ‘air’, maka kita kenal ada pemiilik nama Daeng Je’ne (air), Daeng Ci’nong (air bening). Berkaitan dengan udara, ada nama Daeng Dinging. Batu permata (Daeng Intang), Logam mulia (Daeng Bulaeng), nama hari (Daeng Sanneng, Daeng Salasa, Daeng Raba, Daeng Juma, Daeng Sattu).

Baca juga :  Catat Sejarah Baru, IKA SMP Yapend Bungaya Gelar Milad Sekolah Ke 47 dan Pelantikan Pengurus Baru

Nama yang berisi harapan dan doa (Daeng Sunggu, Daeng Minasa, Daeng Baji, Daeng Te’ne, Daeng Ngai, Daeng Siga, Daeng Ngemba, Daeng Tutu, Daeng Nai, Daeng Mannangkasi, Daeng Ngerang). Nama yang diberikan berdasarkan peristiwa yang dialami orang tua (Daeng Bundu, perang, Daeng Ngolo, Daeng Rappung, pungut, Daeng Tebba, potong,dll).

Nama ‘Pakdaengang’ dalam masyarakat etnik Makassar juga bermakna denotatif, konotatif, dan konseptual. Misalnya saja Daeng Jarre berarti kuat (denotatif), tidak bercerai berai, kokoh, dan kuat (konotatif), dan orang yang memiliki tenaga yang kuat dan tidak mudah bercerai berai, teguh dalam pendirian (makna konsekptual).

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pertamina Gelar Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025, Apresiasi Insan Media dalam Transformasi Energi

Pedomanrakyat.co.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia jurnalistik Indonesia melalui penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik...

PSMTI Sulsel dan Pemkot Makassar Jalin Kerja Sama untuk Kemajuan Kota

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam memajukan kota....

Oknum Pendemo dari Wajo di Bone, Apakah Soal Pilbup Belum Move On?

PEDOMANRAKYAT, BONE - Demo anarkis di Kabupaten Bone yang terjadi hingga malam tadi dinilai tidak murni lagi. Dari...

Ikut Menanggapi Pernyataan Sri Mulyani, BEMNUS: Negara Sudah Putus Asa

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Menteri Keuangan Sri Mulyani menuai kritikan setelah menyebut gaji guru dan dosen sebagai beban besar...