Karenanya, mengenal Partai Ummat tidak cuma sebagai partai akan tetapi lebih dari memperjuangkan idealisme Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Disamping itu, juga harus memandang sebagai upaya jihad konstitusional dalam mencegah kemungkaran, melawan kedzaliman dan menegakkan kebenaran serta keadilan.
Istilah politik identitas kata Yasen, baru muncul belakangan sebagai cara kaum manusia sekuler untuk memperlancar propaganda sehingga politik dan demokrasi dipisahkan. Padahal politik dalam Islam tidak demikian. Bahaya sekulerisme itu sangat buruk bagi kehidupan demokrasi di Negara Pancasila yang berketuhanan Yang Maha Esa.
“Jika sekulerisme berhasil dilembagakan maka akan mendegradasi segala sisi kehidupan ummat beragama dan tidak hanya Islam. Akan tetapi semua agama yang mengakui adanya Tuhan,” imbuhnya lagi.
Karena itu, pidato Ketua Umum DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi adalah mengajak kita semua untuk bersikap tegas dalam berpolitik. Dan pesan ini merupakan pesan kepada para kader dan seluruh ummat beragama. Dan terkhusus bagi ummat Islam, Partai Ummat adalah partai identitas.
“Partai yang tidak suka abu-abu. Tetapi Partai Ummat adalah partai yang ingin tegak lurus dalam koridor kebenaran yang memiliki nilai-nilai Islam universal,” tandas Syahruddin Yasen. (M. Daeng Siudjung Nyulle)