Catatan Buku 100 Tahun M. Basir (4) : Mereka Sering “Baku Bombe”

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Siapa yang ada di luar ?,” tanya Pak Basir kepada Pak Henny yang kemudian menjawab ada Anwar Lakasi.

“Tolong panggil dia,” pinta Pak Basir.

“Kamu ikut saya sebentar,” titah Pak Basir begitu Anwar duduk di depannya. Anwar bertanya-tanya ke dalam hati. Mau ke mana gerangannya.

Keduanya pun naik di mobil. Mobil terus bergerak. Di tengah jalan Pak Basir menanyakan asal Anwar.

“Kamu dari mana ?,” usut Pak Basir dan Anwar sangat maklum kalau orang yang bertanya kepadanya itu adalah teman dekat orang tuanya, Pak Lakasi. “Dari Maros, “jawab Anwar.

Kata Anwar, konon dulu, Pak Basir itu hobi bermain bola. Menurut ayah Anwar, posisinya penjaga gawang.

“Kalau saya kasih turun kau di Jeneponto, kau mau ke mana?,” tanya Pak Basir.

Akhirnya, Anwar diturunkan di dekat Tamanroya.

“Kalau tulis kondisi jalanan dari Makassar ke Jeneponto,” tiba-tiba saja Pak Basir menugaskan yang membuat Anwar sempat kalang kabut. Dan tulisan itu akan Pak Basir ambil sebentar.

Tiba di kantor, Anwar menyetor tulisannya. Keesokan hari, saat masuk kantor, Anwar bertemu dengan Saelan Moka, teman satu angkatan Anwar diterima di PR.

“Kamu kan bohong pada Pak Basir. Kau bilang orang Maros, padahal Jeneponto,” kata Saelan Moka.

Soal keredaksian, Pak Basir orang luar biasa. Dia masih ingat perbedaan antara “dialog” dengan “dialek”. Anwar diminta duduk untuk menyoal kedua kata ini ketika diminta ke Jl. Durian No.1, kediamannya. Ruang kerjanya penuh dengan tumpukan koran.

“Kamu tahu dialog?,” cecar Pak Basir pada Anwar yang baru 2 tahun menjalani profesinya sebagai wartawan.

Dia menjawab dengan benar. “Dialek, apa ?,” Pak Basir mencecar lagi. “Yang membedakan dengan dialog, adalah seperti dialek Jeneponto,” sebut Anwar.

Baca juga :  Liga III Sulsel, Perssin Sinjai Lolos Ke Babak 8 Besar

“Nah, itu dialek !,” Pak Basir menjelaskan.

Anwar waktu itu membidangi masalah hukum. Pak Basir memanggil dia suatu waktu. Pak Basir mulai menyampaikan kepada Anwar.

“Kalau kita memberitakan seseorang berkaitan dengan masalah hukum, tidak usah dikaitkan bahwa ini anak dari si itu. Atau asalnya dari –misalnya– Jeneponto. Jangan…,” katanya.

Pak Basir juga ketat dengan penggunaan istilah. Dia memberikan contoh penggunaan diksi “menyeret”. Yang dapat digunakan dengan menggunakan kata “menyeret” hanyalah binatang. Jadi, kalau dikatakan seseorang “diseret” ke meja hijau, dia diibaratkan sebagai binatang. Kalau manusia mungkin lebih tepat dihadapkan atau “dimejahijaukan”.

Beliau juga menguasai bahasa Belanda dan Bahasa Inggris, sama dengan Pak Manuhua. Salah satu kekurangan wartawan di Makassar adalah bahasa Inggris yang kurang. Pernah ada permintaan dari Washington Post ke Pedoman Rakyat untuk mengirim seorang wartawan dididik di koran terkemuka AS itu selama enam bulan. Maka, dipanggillah istri Pak Rompas, ibu Dr. Lily Rompas.

“Saya masih ingat, tidak seorang pun yang dapat menilai 3,” urai Anwar kemudian mengatakan, Pak Manuhua mengatakan, kalau begitu hanya bisa sebut “yes” dan “no”. Kalau di Amerika nanti akan membahas masalah publik dan membuat makalah atau tulisan. Tidak ada yang lolos. Akhirnya jatah itu diambil oleh wartawan media di Jakarta.

“Kalau di Kompas itu ada Om Pasikom, di Pedoman Rakyat ada Ardhy Basir, karena dia juga menjadi ilustrator di PR,” kunci Anwar Lakasi kemudian menambahkan, “Kalau moderator mengetahui MB di Pedoman Rakyat itu M. Basir, tetapi MB juga meja besar yang merujuk pada keputusannya”. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Prof. Dr. Hj. Darmawati H, S.Ag, M.HI Medsos Sering Dianggap Sarana Perselingkuhan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Telepon pintar (“smartphone) dan internet memudahkan hubungan kapan dan di mana saja. Namun di balik...

Prof. Dr. Abdullah Abd.Thalib, S.Ag, M.Ag Tauhid Jadi Kerangka Pandangan Hidup

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dalam pendekatan filsafat dan tasawuf, tauhid tidak berhenti pada pengakuan verbal atau pemahaman dogmatis, tetapi...

Berbaur dengan Warga, Wabup Sinjai Saksikan Laga Sepak Bola di Lapangan Gelora Massa

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Sinjai, Wakil Bupati Sinjai Andi...

Sinjai Terima Sertifikat Bebas Frambusia dari Kemenkes RI

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap kesehatan di Kabupaten Sinjai, Bupati Dra.Hj. Ratnawati Arif kembali...