PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode hingga 31 Januari 2023 yang diselenggarakan Jumat, (24/02/2023) secara daring via aplikasi video telekomunikasi melalui tautan s.id/APBNSulsel2023.
Ringkasan Indikator Makro
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Sulawesi Selatan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2022 mencapai 5,09. Tingkat Kemiskinan meningkat dari 8,63% pada Maret 2022 menjadi 8,66% pada September 2022. Tingkat pengangguran menurun dari 5,75% pada Februari 2022 menjadi 4,51% pada Agustus 2022. Indeks Pembangunan Manusia meningkat jika dibandingkan tahun lalu, menjadi 72,82.
Inflasi
Tren inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulsel cenderung sama dengan tren inflasi Nasional. Pada Januari 2023, gabungan 5 kota di Sulsel mengalami inflasi sebesar 5,83%. Tingkat inflasi Month to Month (MtM) Januari 2023 mencatat inflasi 0,63% dan tingkat inflasi Year to Tate (YtD) sebesar 0,63%.
Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Januari 2023, antara lain bensin, angkutan udara, beras, telur ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik, tomat, rokok kretek filter, ikan bandeng/ikan bolu, kue kering berminyak, tarif kendaraan roda 2 online, tempe, ikan layang/ikan benggol, sabun detergen bubuk/cair, kangkung, dan bawang merah.
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan
Persentase pertumbuhan PDRB Sulsel dalam 1 dekade s.d. 2021 konsisten lebih tinggi dibandingkan Nasional. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Sulsel tetap bertumbuh, mencapai 5,09, hanya saja lebih rendah dibandingkan pertumbuhan secara Nasional yang mencapai 5,31. Ekonomi Sulawesi Selatan pasca pandemi Covid-19 terus tumbuh positif. PDRB per kapita Sulawesi Selatan tahun 2022 mencapai Rp 65,59 juta, sedangkan Nasional sebesar Rp 71,03 juta.
Ekspor – Impor
Per Januari 2023, ekspor tercatat sebesar USD 232,68 juta (tumbuh 47,19% yoy), sedangkan impor tercatat sebesar USD 115,67 juta (tumbuh 110,10% yoy). Sehingga Neraca Perdagangan mencapai USD 117,01 juta. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan ini terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-36, melebihi rekor surplus nasional pada angka bulan ke-31.
Nickel adalah komoditi yang mendominasi ekspor dari Provinsi Sulawesi Selatan, tercatat ekspor sebesar USD119,51 juta, sedangkan komoditi dominan pada impor adalah Gandum sebesar USD 30,41 juta. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Jepang dengan ekspor mencapai USD125,00 juta, dan negara asal impor terbesar adalah Thailand sebesar USD 28,85 juta.
Realisasi Pendapatan
Penerimaan Dalam Negeri mencapai 49,31% yang disumbang oleh Penerimaan Perpajakan (pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional) sebesar Rp1,15 Triliun dari target yang ditetapkan. Penerimaan Negara Bukan Pajak tumbuh sebesar 17,08%, namun demikian penerimaan BLU baru mencapai 0,04% dari target yang ditetapkan.
Pajak
Target penerimaan Pajak untuk Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2023 sebesar Rp12,83 Triliun lebih tinggi dibandingkan target tahun 2022 sebesar Rp10,63 Triliun. Mengawali tahun 2023, pertumbuhan pajak sangat baik. Realisasi s.d. 31 Januari 2023 mencapai Rp1,10 Triliun atau 8,9%. Kinerja penerimaan pajak yang baik dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang meningkat pada bulan Desember sejalan dengan libur Nataru serta dampak implementasi UU HPP.
Pendapatan perpajakan mengalami kenaikan sebesar 46,59% disebabkan oleh PPh mengalami growth yang cukup bagus, khususnya PPh Pasal 25/29 Badan, selain PPh Pasal 25/29 Badan, setoran PPh Final dari program PPS juga berkontribusiatas realisasi penerimaan Jenis Pajak Pajak Penghasilan (PPh) hal ini disebabkan semakin membaiknya kondisi perekonomian.
Bea Cukai
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai sebesar Rp15,22 Miliar atau 3,39% diantaranya dipengaruhi oleh:
• Kebijakan penyesuaian tarif CHT;
• Kenaikan harga dan volume komoditas ekspor berupa Palm Kernel Shell; dan
• Realisasi impor gula, dengan rincian realisasi penerimaan sebagai berikut: