Catatan M. Dahlan Abubakar
SETELAH mengukuhkan diri sebagai Juara Liga I BRI 2022/2023 usai menggulung tuan rumah Madura United di Gelora Madura Ratu Pamelingan, 31 Maret 2023 dengan skor 3-1 (2-0), PSM masih menyisakan dua laga penting dan psikologis “krusial”. Menghadapi PSIS Semarang dan Borneo FC Samarinda. Hari ini, 6 April 2023 PSM langsung bertanding dengan predikat juara melawan tuan rumah PSIS Semarang.
Kemenangan PSM atas Madura United tersebut, langsung menghapus kekalahan 0-1 atas tim Laskar Sapeh Kerrab ini pada pekan ke-15, di Gelora BJ Habibie, 15 Desember 2022. Akan halnya dengan PSIS, PSM berhasil menjinakkan tamunya itu pada pekan ke-16 di Gelora BJ Habibie, 19 Desember 2022, dengan skor 2-0. Empat hari tim Juku Eja kecurian poin di kandang sendiri 15 Desember 2022.
Pertandingan hari ini merupakan laga psikologis. Pasalnya, PSIS-lah tim pertama yang dihadapi PSM setelah menobatkan diri sebagai kampiun. Yang dihadapi justru kesebelasan yang di klasemen berada pada ranah terancam degradasi dengan prestasi 32 main, 11 kali menang, 5 seri, 16 kali kalah mengantongi 38 di peringkat ke-13 dari 18 tim.
Namun demikian, PSIS bukannya tidak berbahaya. Tim ini tidak memiliki beban apa-apa. Kalah atau seri pun tidak jadi masalah. Tetapi kalau dia seri, apalagi menang, pasti langsung heboh dan viral. Sebab jika terbukti, PSIS menjadi tim pertama yang mengalahkan PSM yang sudah ada mustika juara di kepalanya. Apalagi bermain di kandang sendiri. Jadi, tidak ada pilihan lain, menang !
Oleh sebab itu, saya mendorong agar PSM dengan melupakan predikat juara. Seolah-olah poin yang dibutuhkan untuk menjadi juara masih harus dikoleksi. Jangan sampai karena para pemain terjebak eforia kemenangan sebagai juara, lupa tampil lebih baik mempertahankan performa. Apalagi saya membaca di media, penampilan menghadapi PSIS Semarang tanpa kehadiran pelatih Bernardo Tavares.
Dalam bincang-bincang dengan RRI Makassar beberapa hari lalu, saya mengatakan, predikat juara yang melekat pada PSM ini dibaluti oleh tiga beban psikologis yang sangat berat.
Pertama, PSM juara justru dalam suasana emosi sepak bola Indonesia sedang prihatin akibat pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Usia 20 oleh FIFA. Badan dunia sepak bola membatalkan perhelatan yang sudah disiapkan 4 tahun silam dan sudah menelan dana Rp 400 miliar lebih. Belum termasuk biaya persiapan tim. Presiden FIFA Gianno Irfantino menilai alasan penolakan itu karena “situasi terkini” di Indonesia. Kita sudah membaca frasa yang digunakan sangat padat dan sarat makna.
Mengingat beban prihatin masyarakat sepak bola Indonesia itu, PSM merayakan kemenangan setelah menekuk Madura United dengan poin penuh tidak maksimal. Dia tetap mempertahankan kesederhanaan untuk memberi gambaran simbolisasi suasana perasaan masyarakat sepak bola Indonesia yang sedang dirundung duka atas pembatalan perhelatan sepak bola kelas dunia yang sudah di depan mata. Mau diapa, nasi sudah jadi bubur.
Kedua, beban psikologis juga karena keberhasilan PSM juara justru terjadi pada saat tidak memiliki “home base” stadion di Makassar. Beruntung Gelora Habibie Parepare memenuhi syarat digunakan menjamu para tamunya. Untuk ini kita patut mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Parepare, Dr. H. Taufan Pawe, SH, MH, yang pada tahun-tahun terakhir masa jabatannya mampu mempersembahkan sebuah kebanggaan Sulawesi Selatan yang hanya sangat sedikit orang mampu mencapainya. Selamat !
Tentu, kita juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang selalu memberikan dukungan tanpa kasat mata atas tercapainya predikat juara itu, melalui doa !
Ketiga, sebagai juara, dalam dua pertandingan sisa (melawan PSIS Semarang 6 April 2023 tandang dan menjamu Borneo FC Samarinda pada laga pekan ke-34, Sabtu 22 April 2023), tidak ada kamus – tidak bermaksud takabur – kalah dan seri. Harus menang. Kesebelasan Borneo FC kini berada pada peringkat IV dengan nilai 54. Begitu tidak nyaman jika sang juara ditahan seri apalagi kalah. Kita ingin menjadi juara yang sejati.
Klasemen : (main, menang, seri, kalah, poin)
1. PSM 32 21 9 2 72
2. Persib 32 19 5 8 62
3. Persija 32 18 6 7 60
4. Borneo FC 32 15 9 7 54
5. Bali United 32 15 6 19 51
6. Madura United 32 14 7 11 49
7. Bhayangkara FC 33 14 6 13 45
8. Persebaya 31 13 6 12 45
9. Persita Tangerang 32 12 8 12 44
10. Persik Kediri 32 11 8 13 41
11. Arema FC 31 12 5 14 41
12, Persis Solo 32 19 10 12 40
13. PSIS 32 11 5 16 38
14. Persikabo 1973 32 10 8 14 38
15. Barito Putra 33 9 8 16 35
16. Dewa United 32 8 9 19 33
17. PSS Sleman 32 9 4 19 31
18. RANS Nusantara 32 3 9 20 18. (***)